REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekretaris Universitas Gadjah Mada (UGM) Andi Sandi menanggapi soal viralnya tangkapan layar berisi percakapan antara panitia penyelenggara Studium Generale yang batal dihadiri calon presiden Anies Baswedan dengan pihak yang mengatasnamakan Rektorat UGM. Ia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu klarifikasi dari panitia seminar tersebut.
"Saya minta yang PIC (person in charge) panitianya itu untuk mengklarifikasi. Jadi saya masih menunggu klarifikasinya, dia harus keluarkan klarifikasi bahwa itu bukan acara UGM, yang kedua dia juga salah persepsi menamai kontaknya itu dengan rektorat," kata Andi kepada Republika, Ahad (19/11/2023).
Andi menegaskan nama Pak Wija yang disebut-sebut dalam percakapan tersebut bukanlah orang rektorat. Meski demikian ia tak membantah bahwa Pak Wija merupakan salah satu pegawai di UGM.
"Bukan di rektorat. Dan dia kasih nama di kontaknya itu sebagai rektorat itu panitianya yang salah persepsi. Padahal mahasiswa kita juga, lha kok mahasiswa nggak ngerti bedanya rektorat dengan yang lain itu kan aneh," ujarnya.
Indonesia Future dan Bersama Indonesia menggelar Studium Generale di Auditorium Magister Manajemen UGM, Jumat (17/11/2023) lalu. Anies turut diundang menjadi pembicara dalam seminar tersebut.
Namun, belakangan Anies batal hadir dan hanya diwakili oleh salah satu tim pemenangan pasangan Anies-Muhaimin, Thomas Lembong, melalui daring.
"Dan rektorat sampai detik ini saya bertanya kepada semua teman-teman di rektorat tidak pernah mengeluarkan statement apa pun tentang acara itu. Dan acara itu juga akhirnya terlaksana meskipun Mas Anies tidak datang. Dan itu diwakilkan Thomas Lembong, ya," ungkap dia.
Ia menegaskan, pihak rektorat tak pernah melarang Anies Baswedan datang ke UGM untuk bicara dalam forum akademis. Justru pihaknya menyambut baik jika ada alumninya yang mau berbicara mengenai gagasannya dalam lingkup akademis.
"Kalaupun rektorat tahu dan kemudian scoop-nya adalah scoop akademik, ya, kita menyambut baik, Mas Anies itu kan juga Kagama kan, alumni kita, dan beliau itu orang akademisi juga kan, pasti tahu ngomong kampanye di mana, ngomong akademik di mana, kan beliau orang yang sangat paham. Jadi kita sangat welcome scoop-nya scoop akademik begitu," ucapnya.
Sebelumnya beredar tangkapan layar dalam sebuah akun media sosial X (dulu Twitter) @UGM_FESS berisi percakapan antara panitia dengan pihak yang diduga rektorat. Isi pesan tersebut menyatakan bahwa pihak rektorat akan membatalkan seminar tersebut jika dihadiri Anies.
"Mas ... benar ini Anies Baswedan akan datang.. jika datang sesuai anjuran perintah dari rektor UGM. Terpaksa seminar harus dibatalkan," bunyi pesan dalam percakapan tersebut.
Dalam percakapan tersebut juga disebutkan bahwa orang yang diduga pihak rektorat tersebut bernama Wija. Pihak yang disebut-sebut rektorat tersebut kembali menegaskan kepada panitia untuk memastikan hadir tidaknya Anies dalam acara tersebut.
Dirinya juga menyebut juga sudah dihubungi Polda DIY terkait rencana kehadiran Anies di acara tersebut. "Ya dipastikan Anies datang tidak, jika datang terpaksa seminar dibatalkan karena kami sudah dihubungi dari Polda DIY juga," bunyi percakapan tersebut.
Dalam percakapan yang sama, pihak panitia memastikan kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilmiah. Panitia juga menegaskan kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan kampanye.