REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO — Masjid-masjid di seluruh Sri Lanka, menggelar doa bersama untuk rakyat Palestina di Gaza, yang mati syahid karena dibombardir Israel. Doa tersebut dilakukan umat Muslim Sri Langka pada Jumat (17/11/2023).
Lebih dari 11.470 warga Palestina telah meninggal dunia dan banyak lainnya menderita luka-luka dan dalam perawatan yang tak layak, sejak serangan pada 7 Oktober. Banyak korban meninggal adalah anak-anak dan perempuan menurut otoritas kesehatan Palestina.
Kantor Urusan Kemanusiaan PBB memperkirakan, sekitar 2.700 orang, termasuk 1.500 anak di bawah umur telah hilang. Mereka diyakini terkubur di reruntuhan bangunan yang dihancurkan bom Israel.
"Kami menggelar doa khusus hari ini, dengan pembacaan qunut dalam simpati dengan saudara-saudara Palestina yang sekarat setiap hari dengan anak-anak kecil mereka," kata Kepala wali Masjid Wekanda di Kolombo, Basheer Latheef, dilansir dari Arab News, Jumat (17/11/2023). Qunut adalah permohonan yang secara tradisional dibacakan pada saat bencana terjadi.
“Doa dilakukan di semua masjid. Seruan tulus kami kepada umat manusia adalah untuk menghentikan perang ini,” tambah Latheef.
Aktivis sosial Shiraj Yoonus, yang juga mengambil bagian dalam doa, mengatakan itu adalah hal yang paling bisa dia lakukan.
"Volume kehancuran yang kita lihat, nyawa hilang, anggota badan hilang, anak-anak yang terluka, wanita hamil, mereka telah dibantai tanpa pandang bulu," katanya. "Jika saya melihat ini (sekarang), lalu bagaimana Hari Penghakiman nanti?"
Sejak awal pemboman mematikan, orang-orang di Sri Lanka yang didominasi Buddha telah turun ke jalan hampir setiap hari, untuk mengambil bagian dalam aksi unjuk rasa antaragama, untuk menunjukkan solidaritas mereka dengan orang-orang Palestina. Sholat hari Jumat juga diikuti unjuk rasa.
Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?
Anggota parlemen Sri Lanka juga telah menunjukkan dukungan mereka, lebih dari 150 anggota parlemen mengirim surat terbuka kepada sekretaris jenderal PBB minggu ini, menuntut tindakan cepat untuk menghentikan perang Israel di Gaza serta penindasan rakyat Palestina.
"Kami bertekad untuk melanjutkan protes ini sampai Israel menghentikan kebrutalan mereka," kata Dr Mohamed Illyas, mantan legislator yang mengikuti rapat umum di depan Masjid Wekanda. "Kami akan menyampaikan pesan ini kepada kepala negara kami, untuk membuat suara kami didengar di semua forum internasional,” kata Ilyas.
Sumber: arabnews