REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS Berpotensi menguat. Penguatan mata uang garuda ditopang oleh data inflasi dan tenaga kerja AS yang menunjukkan angka yang lebih buruk dari perkiraan pasar.
"Dengan angka inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya, ini memperbesar ekspektasi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat," kata Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra, Senin (20/11/2023).
Akhir pekan lalu, rupiah berhasil menguat ke posisi 15.492 setelah dolar AS yang melemah 0,40 persen. Melemahnya kurs rupiah seiring dengan indeks dolar AS yang bergerak di kisaran 103,80 pagi ini setelah pekan lalu bergerak di atas 104.
Di sisi lain, sebagian petinggi Bank Sentral AS mengungkapkan ketidakyakinannya inflasi bakal turun cepat ke target dua persen. Dengan demikian, AS pun dinilai masih memerlukan kebijakan suku bunga tinggi saat ini.
Dari dalam negri, negara perdagangan Indonesia pada Oktober yang masih positif juga membantu memberikan sentimen positif ke rupiah. Ariston melihat potensi penguatan rupiah hari ini mengarah ke 15.400, dengan potensi resisten di kisaran 15.500.