Senin 20 Nov 2023 15:29 WIB

Wamenlu: Obat dan Alat Kesehatan Paling Dibutuhkan Warga Gaza

Sebagian besar RS dan alat-alat kesehatan di dalamnya rusak akibat pengeboman

Red: Esthi Maharani
Petugas berjaga di area lokasi pelepasan bantuan kemanusiaan untuk Palestina di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (20/11/2023). Pemerintah Indonesia bersama perusahaan dan donatur kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina sebanyak 21 ton yang terdiri dari bantuan logistik,  alat medis dan obat-obatan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas berjaga di area lokasi pelepasan bantuan kemanusiaan untuk Palestina di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (20/11/2023). Pemerintah Indonesia bersama perusahaan dan donatur kembali mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina sebanyak 21 ton yang terdiri dari bantuan logistik, alat medis dan obat-obatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa obat-obatan dan alat kesehatan merupakan bantuan yang paling dibutuhkan warga Gaza saat ini. Menurut Pahala, bantuan itu menjadi prioritas mengingat sebagian besar rumah sakit dan alat-alat kesehatan di dalamnya rusak akibat pengeboman tak henti yang dilancarkan militer Israel.

“Sehingga menurut informasi yang kita peroleh, bantuan yang paling dibutuhkan yaitu obat-obatan dan juga alat kesehatan agar (petugas medis) bisa melakukan pengobatan dan menghadapi permasalahan dengan cepat,” kata Pahala.

Baca Juga

Pernyataan tersebut disampaikan Pahala saat ditemui di sela-sela pengiriman bantuan kemanusiaan tahap kedua untuk Palestina, di Base Ops Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (20/11/2023).

Untuk itu, pada tahap kedua ini Indonesia kembali mengirimkan bantuan berupa obat-obatan, perlengkapan rumah sakit, dan makanan seberat total 21 ton, yang dananya berasal dari pemerintah dan masyarakat.

“Bantuan ini, menurut masukan UNRWA (badan PBB untuk pengungsi Palestina), merupakan bantuan yang betul-betul dibutuhkan (warga Gaza), terutama terkait alat kesehatan,” tutur Wamenlu Pahala.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sama seperti pengiriman bantuan tahap pertama pada awal 4 November lalu, bantuan dari Indonesia kali ini juga akan diserahkan kepada Bulan Sabit Merah Mesir sebagai salah satu lembaga yang mampu memobilisasi bantuan internasional untuk disalurkan melalui pintu Rafah, yang berbatasan langsung dengan Gaza.

“Dari situ, mereka akan bekerja sama dengan UNRWA yang memang mengelola masalah pengungsi Palestina, dan dipastikan bantuan tersebut bisa diangkut ke perlintasan dan menuju beberapa titik di Gaza,” kata Pahala.

Terkait pengumpulan dana maupun bantuan dari masyarakat Indonesia, dia menegaskan bahwa pemerintah akan selalu memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza melalui lembaga dan badan internasional yang bergerak di daerah kantong yang terkepung itu.

“Tidak ada (batas waktu pengumpulan bantuan). Karena masyarakat mempunyai inisiatif sendiri untuk melakukan hal tersebut jadi kami dari Kemlu akan memantau kalau ada minat tinggi dari masyarakat,” kata dia.

Wamenlu Pahala menegaskan bahwa Indonesia selalu menaruh perhatian besar terhadap isu Palestina serta akan terus menggalang dukungan dari negara-negara lain untuk menyelesaikan perang yang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas.

“Ini sebabnya Ibu Menlu (Retno Marsudi) melakukan perjalanan ke beberapa negara untuk menjalankan tugasnya sebagai special envoy (untsan khusus) Organisasi Kerja Sama Islam (untuk perdamaian Palestina),” tutur Pahala.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement