REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah peristiwa langka sedang terjadi di langit saat ini yang membuat Mars lenyap dari pandangan kita di Bumi. Fenomena ini dikenal sebagai konjungsi matahari dan Mars, yang menyebabkan planet merah tersembunyi di balik Matahari selama kurang lebih dua minggu.
Dilansir Indian Express pada Senin (20/11/2023), konjungsi ini dimulai pada 18 November 2023 dan diprediksi berlangsung selama dua minggu ke depan. Efek optik ini terjadi karena posisi relatif Mars dan Matahari dari perspektif Bumi.
Konjungsi matahari Mars sendiri terjadi sekali setiap dua tahun. Namun, yang menarik dari peristiwa kali ini adalah jarak terjauh antara kedua planet tersebut saat terjadi konjungsi. Normalnya, jarak antara Bumi dan Mars adalah sekitar 225 juta kilometer, tetapi selama konjungsi ini, jaraknya dapat mencapai 400 juta kilometer.
Menurut laporan In the Sky, Mars akan mulai terlihat kembali secara perlahan dari sebelah barat Matahari ketika konjungsi berakhir. Proses ini akan terjadi perlahan dan planet merah itu akan semakin terlihat di langit menjelang fajar. Seiring berjalannya waktu, sekitar setahun kemudian, Bumi akan mencapai posisi oposisi di mana Mars dan Matahari akan berada di sisi berlawanan. Saat itu, Mars akan menjadi terlihat hampir sepanjang malam.
Meskipun peristiwa ini hanya berlangsung sesaat bagi pengamat dari Bumi, dampaknya sangat signifikan bagi armada pesawat ruang angkasa yang sedang mengorbit Mars. NASA telah memutuskan untuk mematikan semua komunikasi dengan armada mereka yang berada di sekitar Mars selama konjungsi ini. Hal ini dilakukan karena interferensi dari corona Matahari dapat mengganggu transmisi sinyal antara Bumi dan Mars, yang dapat menyebabkan gangguan pada operasi pesawat ruang angkasa, seperti rover Perseverance dan helikopter Ingenuity.