Senin 20 Nov 2023 22:44 WIB

Syafaat dari Alquran Lebih Besar dari Malaikat Maupun Nabi, Ini Alasannya

Orang yang berhak menerima akan mendapatkan syafaat dari Alquran.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Alquran
Foto: Republika.co.id
Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Orang yang senantiasa membersamai dirinya dengan Alquran akan mendapatkan syafaat di akhirat darinya. Bahkan syafaat dari Alquran jauh lebih besar dari malaikat maupun Nabi. 

Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho mengatakan, syafaat yang akan diberikan Alquran akan diberikan kepada orang yang berhak menerimanya di akhirat. Bahkan syafaat dari Alquran, kata beliau, lebih besar dari yang lainnya bahkan dari malaikat dan Nabi sekalipun. 

Baca Juga

"Mengapa demikian? Karena malaikat dan Nabi keduanya adalah makhluk Allah, sedangkan Alquran adalah Kalam Allah sendiri," kata Kiai Ahsin dalam kajian live streaming, Senin (20/11/2023). 

Kiai Ahsin menjabarkan, mereka yang akan mendapatkan syafaat Alquran adalah para sahabatnya yang selalu setia membersamai Alquran. Membersamai Alquran ke manapun dan sampai kapanpun. 

Beliau menjelaskan, jika Alquran selalu dibaca, dipelihara, dipuji, diterapkan, maka Alquran akan membalas kasih sayang tersebut dengan cara-cara yang lain. Asalkan seseorang itu memiliki rasa ikhlas dalam dirinya saat hidup bersama Alquran.

“Orang yang memperhatikan Alquran itu disebut sebagai shahibul-quran, hamilul-quran, hafizhul-quran. Martabatnya berbeda dengan orang-orang yang tidak termasuk dalam golongan ini,” kata Kiai Ahsin. 

Adapun martabat yang paling tinggi bagi orang yang mencintai Alquran disebut sebagai ahlul-quran. Kiai Ahsin menjelaskan, orang yang telah sampai pada martabat ahlul-quran dianggap sebagai keluarganya Allah. Orang dalam kategori martabat seperti ini merupakan orang-orang yang sudah bisa mengamalkan apa-apa yang ada di dalam Alquran.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement