Kaltimtara, Republika – Direktur Jenderal Kantor Media Palestina, Ismail Al-Thawabta menyampaikan pada Ahad malam (19/11/2023), serangan zionis Israel di hari ke-44, masih terus gencar.
Kantor media pemerintah mengumumkan jumlah syahid dan korban wafat akibat genodisa di Gaza, terus bertambah drastis menjadi 13 ribu orang lebih. Dari jumlah itu, sebanyak 5.500 di antaranya anak-anak, dan 3.500 perempuan.
“Genosida dan pemusnahan massal meningkat terhadap ribuan rakyat Palestina kami yang hingga kini masih bersabar mempertahankan tanah air,” terang Kantor Media Palestina, seperti dilaporkan Palestine Information Centre.
Kementerian Pendidikan, mengatakan lebih dari 5.000 anak, termasuk lebih dari 3.000 siswa, telah menjadi martir sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu.
Dalam keterangan persnya pada Senin, Kementerian Pendidikan menyatakan adegan pembunuhan anak-anak dan pelajar di Jalur Gaza telah melampaui semua norma dan konvensi.
Adegan mengerikan ini, yang disaksikan di layar televisi dan diedarkan media, mengungkap mentalitas Israel dan terus menerus menargetkan pendidikan di seluruh provinsi di negara tersebut.
Di antara para korban rakyat Palestina, korban tenaga medis juga bertambah menjadi 201 dokter, perawat, dan paramedis. Sedangkan 22 aparat pertahanan sipil wafat, bahkan 60 jurnalis ikut gugur.
“Terakhir syahidnya jurnalis, Bilal Jadallah, kepala Yayasan Gedung Pers,“ ujarnya.
Selain itu, jumlah warga Gaza yang hilang juga meningkat menjadi lebih dari 6.000 orang, baik di bawah reruntuhan atau tubuh mereka tergeletak di jalanan dan jalan raya.
Adapun jumlah korban luka melebihi 30 ribu orang, sekitar 75% di antaranya anak-anak dan perempuan.
Berikutnya, Pejabat media pemerintah menegaskan, jumlah kantor pusat pemerintah yang hancur mencapai 97 kantor pusat pemerintah, dan 262 sekolah, termasuk 65 sekolah yang tidak berfungsi. Sedangkan jumlah masjid yang hancur total mencapai 83 masjid, serta jumlah masjid yang hancur sebagian mencapai 166 masjid. Selain itub tiga gereja dilaporkan juga rusak.
Untuk rumah yang hancur total berjumlah 43 ribu unit rumah, 225.000 unit rumah rusak sebagian.
“Dengan kata lain, sekitar 60% rumah di Gaza terkena dampak agresi. Mulai perusakan total, tidak layak huni, dan perusakan sebagian,” ujar Ismail Al-Thawabta.
RS Indonesia Digempur Zionis
Menukil Al Jazeera, Rumah Sakit Indonesia di Gaza pada Senin (20/11/2023), menjadi zona pembantaian keji yang dilakukan Zionis Israel. Serangan sporadis dilakukan kepada warga sipil. Tank-tank Israel telah mengepung area rumah sakit.
Ruang operasi utama di RS Indonesia dikabarkan mengalami kerusakan parah akibat serangan. "Ruang operasi utama di dalam Rumah Sakit Indonesia telah rusak dan tidak lagi tersedia untuk operasi," ujar seorang sumber kepada Al Jazeera.
Dilaporkan, serangan Israel di RS Indonesia dilakukan sejak dini hari waktu setempat. "Sejumlah orang termasuk dokter dan pasien terluka akibat serangan terbaru Israel yang melanda rumah sakit tersebut sejak dini hari," lapor Al Jazeera.
Juru bicara Rumah Sakit Ashraf al-Qudra mengatakan, RS Indonesia dikhawatirkan akan senasib dengan RS Al Shifa di Kota Gaza.
"Situasinya sangat buruk. Militer Israel semakin mengintensifkan serangan," ujarnya kepada Al Jazeera, Senin sore. Meski begitu, staf RS Indonesia di Gaza masih tetap. Mereka memilih bertahan untuk merawat korban luka atas serangan keji itu.
Editor: Rudi Agung