Senin 20 Nov 2023 22:41 WIB

Pesan Rasulullah SAW Ketika Menghadapi Hiruk Pikuk Politik

Rasulullah SAW berpesan agar berpegang pada mayoritas

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Nashih Nashrullah
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah SAW berpesan agar berpegang pada mayoritas
Foto: Dok Republika
Nabi Muhammad (ilustrasi). Rasulullah SAW berpesan agar berpegang pada mayoritas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menyebutkan bahwa umatnya tidak mungkin bersepakat dalam keadaan sesat. 

إن أمتي لا تجتمع على ضلالة، فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم 

Baca Juga

“Sesungguhnya umatku tidak akan bersatu dalam kesesatan. Maka jika kalian melihat perselisihan, berpeganglah pada as-Sawad al-A’dzham.” (HR Ibnu Majah)

Ulama terkemuka, Habib Hasan Baharun dalam ceramah yang diunggah sebuah akun Youtube menyebut bahwa dari semua ahlu sunnah wal jamaah akan muncul ulama dari berbagai bidang ilmu hingga memiliki ratusan karya.

“Tidak mungkin mereka keliru, jika pun ada yang keliru itu adalah golongan sempalan yang meninggalkan kelompok Islam sepeninggal Rasulullah SAW," ujar dia. 

Rasulullah SAW berpesan jangan tinggalkan mayoritas Islam yakni ahlusunnah wal jamaah. Disebut Ahlusunnah karena mengikuti ajaran Rasulullah sedangkan wal jamaah mengikuti sahabat Rasulullah SAW.

 "Sebab ada golongan sempalan yang tidak mau menerima sahabat nabi karena menuduh mereka murtad setelah Rasulullah SAW wafat," jelas dia.

Padahal dalam puluhan ayat Alquran, Allah SWT memuji sahabat Rasul bahkan kaum muhajirin dan anshar pertama itu Allah telah meridhainya. Mereka kemudian mencaci maki tidak lain karena masalah politik.  

"Kalau apa-apa ditunggangi soal politik maka akan rusak. Agama dan politik tidak bisa cocok karena politik itu kotor," tutur dia. 

Salah satunya adalah karena ketiga sahabat pertama dinilai tidak mendukung Imam Ali Bin Abi Thalib sebagai khalifah setelah Rasul yang pertama . Padahal sepeninggal Rasulullah SAW, beliau tidak pernah secara langsung menunjuk penggantinya. 

Rasulullah  SAW menyerahkan kepada umat Islam untuk bermusyawarah sesuai kesepakatan bersama. Ketika Ali Bin Abi Thalib ditunjuk sebagai khalifah keempat pun Ahlusunnah meyakini bahwa Rasul bukan menunjuk secara langsung melainkan atas dibaiat  kelompok muhajirin dan Anshar.

Begitu juga dengan Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Namun karena politik itu kotor, mereka berani menentang Allah SWT, Alquran, dan Rasulullah SAW demi kepentingan politik.  

Baca juga: Kaum Kristen akan Bantu Muslim Lawan Dajjal Israel dan Sekutunya? Ini Isyarat Alkitab 

 

 

Habib Hasan menjelaskan lebih lanjut jika tidak ada imam yang benar saat ini maka jangan mengikuti kelompok sempalan tersebut. Jalani hidup sendiri meski hanya sederhana hingga akhir hayat.  

Karena Rasulullah SAW pernah berkata umatnya akan terpecah hingga 70 bagian dan semua akan masuk neraka kecuali satu yang bersamanya dan sahabatnya.  

photo
Empat Makna Penting dalam Ayat Laqod Jaakum terkait Nabi Muhammad - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement