Selasa 21 Nov 2023 05:34 WIB

Muhadjir Effendy Ingatkan Pariwisata Muhammadiyah Harus Inklusif

Dia mengajak warga Persyarikatan mau melakukan pembiasaan sholawat dan ziarah makam.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengajak  pengelolaan wisata yang dimiliki organisasi Muhammadiyah harus menerapkan asas inklusivitas.
Foto: Republika.co.id
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mengajak pengelolaan wisata yang dimiliki organisasi Muhammadiyah harus menerapkan asas inklusivitas.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) sekaligus Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhadjir Effendy, mengingatkan pengelolaan wisata yang dimiliki organisasi Muhammadiyah harus menerapkan asas inklusivitas.

Inklusivitas yang dimaksud adalah menerima perubahan dan perkembangan zaman. Selain itu, Muhammadiyah juga harus melihat berbagai peluang yang ada tanpa melihat unsur keorganisasian.

"Perlu ada renungan mendalam terutama berkaitan dengan mengembangkan industri pariwisata Muhammadiyah. Muhammadiyah harus inklusif, jangan hanya menyediakan industri wisata untuk anggota Muhammadiyah," ujarnya saat berpidato di kegiatan Musyawarah Nasional 1 Jaringan Wisata Muhammadiyah (JWM) di SM Tower, DI Yogyakarta, Jumat (17/11/2023).

Muhadjir menuturkan, salah satu hal yang bisa dikembangkan dalam wisata Muhammadiyah adalah membangun situs rekam jejak founding father KH Ahmad Dahlan di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta. Menurut dia, situs rekam jejak perjuangan KH Ahmad Dahlan bisa menjadi objek wisata religi yang sangat besar manfaatnya bagi edukasi masyarakat luas.

Dia mengatakan, Yogyakarta bisa menjadi pusat dalam mengenalkan sejarah Muhammadiyah kepada masyarakat luas. Menurut Muhadjir, Muhammadiyah harus lebih inklusif dan terbuka dengan perubahan.

"Kauman situs Muhammadiyah kalau bisa harus ada rekonstruksi besar-besaran di Kauman. Di mana Kiai Dahlan melaksanakan sholat, mushola, kemudian di mana beliau suka wudlu, di mana dia tidurnya, kemudian ziarah makam, situs tempat momen Kiiai Dahlan dan Assabiqunal Awwalun," ucap Muhadjir.

Dia mengajak warga Persyarikatan untuk mau melakukan pembiasaan terhadap sholawat dan ziarah makam, yang juga menjadi potensi wisata Muhammadiyah. Muhadjir menyebut, Muhammadiyah tidak boleh mengkotak-kotakan masalah pariwisata.

"Harus ada keberanian untuk lebih inklusif. Saya bayangkan kalau itu dibuka lebih inklusif sensitif terhadap perubahan inovasi," ucap eks rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut. Dia juga mendorong agar anak-anak muda Muhammadiyah bergerak menekuni dunia pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat Muhammadiyah.

"Talent scouting anak muda dari Muhammadiyah untuk menekuni dunia bisnis pariwisata. Karena ke depan green economy backbone-nya industri wisata," kata Muhadjir. Dia juga meminta kepada pengurus Muhammadiyah bisa terus memperkuat pariwisata yang memiliki nilai strategis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement