REPUBLIKA.CO.ID, SARAJEVO -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, mengatakan NATO mendukung integritas teritorial Bosnia. Ia menambahkan aliansi pertahanan itu juga prihatin dengan "campur tangan asing yang jahat", termasuk Rusia, di wilayah Balkan yang bergejolak dan mengalami perang sejak tahun 1990-an.
Sarajevo merupakan perhentian pertama dalam tur Stoltenberg ke negara-negara Balkan Barat yang juga akan mencakup Kosovo, Serbia, dan Makedonia Utara. "Sekutu sangat mendukung kedaulatan dan integritas teritorial Bosnia-Herzegovina," kata Stoltenberg kepada para wartawan, Senin (20/11/2023).
"Kami prihatin dengan retorika separatis dan memecah belah serta campur tangan asing yang memfitnah, termasuk Rusia," katanya.
Muncul kekhawatiran yang meluas Rusia mencoba untuk mendestabilisasi Bosnia dan wilayah lainnya. Sebagai upaya mengalihkan perhatian dunia dari agresinya di Ukraina.
Moskow secara terbuka mendukung Presiden Serbia Bosnia Milorad Dodik yang pro-Rusia. Ia berulang kali menyerukan perpecahan negara tersebut dan bergabung dengan separuh wilayah Bosnia yang dikuasai Serbia untuk bergabung dengan negara tetangganya, Serbia.
"Hal ini mengancam stabilitas dan menghambat reformasi, semua pemimpin politik harus bekerja untuk menjaga persatuan, membangun institusi nasional dan mencapai rekonsiliasi. Hal ini sangat penting untuk stabilitas dan keamanan negara," kata Stoltenberg.
NATO memainkan peran utama dalam mengakhiri perang Bosnia pada tahun 1992-1995 dan mengimplementasikan rencana perdamaian yang disponsori Amerika Serikat yang membagi negara itu secara kasar menjadi dua wilayah yang sangat otonom.
Wilayah pertama dikuasai Serbia Bosnia dan yang kedua dikuasai etnis Bosnia, yang sebagian besar adalah Muslim, dan etnis Kroasia.
"NATO berkomitmen terhadap Bosnia-Herzegovina selama bertahun-tahun, keamanan Anda penting bagi wilayah Balkan Barat dan penting bagi Eropa," kata Stoltenberg.
Selama bertahun-tahun pemimpin-pemimpin Serbia Bosnia selama memblokir pengajuan Sarajevo untuk menjadi anggota NATO, sesuatu yang juga ditentang oleh Rusia. Stoltenberg mengatakan hal ini harus diakhiri.
"Setiap negara memiliki hak untuk memilih pengaturan keamanannya sendiri tanpa campur tangan asing," katanya.