REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – KH Nur Salim al-hafidz adalah ayah dari KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang dikenal dengan Gus Baha. Kiai Nur Salim dikenal sebagai ulama NU yang hafal Alquran dan pengasuh pesantren Alquran di Kragan, Narukan, Rembang, Jawa Tengah.
Kiai Nur Salim adalah murid dari KH Arwani Amin Kudus, seorang ulama yang dikenal sebagai pakar qiraat dan Alquran. Selain belajar kepada Kiai Arwani, Kiai Nur Salim juga belajar kepada KH Abdullah Salam al-Hafidz Kajen Pati.
KH Nur Salim adalah generasi keempat dari ulama-ulama ahli Alquran. Ia juga sahabat KH Hamim Jazuli (Gus Miek), ulama yang terkenal nyeleneh dan memiliki tingkat keilmuan tinggi.
Keduanya menyelenggaraan semaan keliling dengan nama awal Jamaah Anti Koler (Jantiko), kemudian berubah menjadi Majelis Nawaitu Topo Broto (Mantab), hingga berubah menjadi Dzikrul Ghafilin.
Belum banyak yang mengungkap biografi Kiai Nur Salim. Namun, Pengasuh Bumi Sholawat Sidoarjo, KH Agoes Ali Masyhuri pernah mengungkapkan bahwa Kiai Nur Salim adalah sosok yang sangat sederhana dan sangat berhati-hati dalam menjaga keimanan.
Seperti dikutip dari dari Facebook NU Online, KH Agoes Ali Masyhuri mengaku sering bersama Kiai Nur Salim untuk pergi khataman Alquran berkeliling di daerah Jawa Timur. Menurut dia, Kiai Nur Salim adalah sosok yang sangat luar biasa.
Kiai Nur Salim dikenal sangat istiqamah dalam menjaga keimanan dan ketauhidannya. Ia tidak hanya seorang hafidz Alquran, tapi juga mampu mendakwahkan Islam dengan sejuk.
"Beliau tidak sekadar hafal Alquran 30 Juz, tetapi mampu berdakwah di tengah- tengah masyarakat dengan dakwah yang sejuk, bisa duduk di warung dengan bersama masyarakat," kata Kiai Agoes Ali Masyhuri.
Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?
Kiai Agoes sendiri juga pernah dinasihati oleh KH Nur Salim agar berdakwah dengan ikhlas. Saat itu, Kiai Nur Salim mengingatkan kepada Kiai Agoes agar makan dulu yang banyak sebelum berangkat khataman Alquran.
"Saya pernah didawuhi oleh Kiai Nur Salim, Gus kalau diundang khataman makan dulu yang kebanyak agar tidak berharap dikasih makan sama orang. Kalau sampean punya uang, ayo nyangu agar tidak berharap disangoni orang," kata Kiai Agoes.