Selasa 21 Nov 2023 11:41 WIB

BI Umumkan Defisit Transaksi Berjalan Membaik, Ini Penopangnya

Transaksi berjalan mencatat defisit 0,9 miliar dolar AS atau 0,2 persen dari PDB.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2023 lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Kondisi tersebut ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal serta finansial yang membaik.

"Neraca transaksi berjalan membaik ditopang oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang dan jasa yang tetap solid," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (21/11/2023).

Baca Juga

BI mencatat pada kuartal III 2023, transaksi berjalan mencatat defisit 0,9 miliar dolar AS atau 0,2 persen dari PDB. Angka tersebut jauh menurun dibandingkan dengan defisit 2,2 miliar dolar AS atau 0,6 persen dari PDB pada kuartal sebelumnya.

Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat didukung oleh perbaikan permintaan beberapa komoditas ekspor. "Terutama besi dan baja, di tengah tren harga komoditas yang masih turun," ujar Erwin.

Sementara itu, Erwin mengungkapkan, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia. Perbaikan neraca transaksi berjalan turut ditopang oleh penurunan defisit jasa yang didukung oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara seiring dengan pemulihan sektor pariwisata yang terus berlangsung.

"Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga menurun sejalan dengan pembayaran imbal hasil kepada investor asing yang lebih rendah," ujar Erwin.

Kinerja transaksi modal dan finansial juga membaik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. BI mengungkapkan transaksi modal dan finansial pada triwulan III 2023 mencatat defisit 0,3 miliar dolar AS atau 0,1 persen dari PDBbyang jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit 4,8 miliar dolar AS atau 1,4 persem dari PDB pada kuartal sebelumnya.

"Rendahnya defisit transaksi modal dan finansial ini didukung oleh berlanjutnya investasi langsung sebagai cerminan dari tetap terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik," ucap Erwin.

Dia menambahkan, investasi lainnya juga mencatat surplus dipengaruhi oleh penarikan utang luar negeri untuk pembiayaan kegiatan usaha korporasi. Sementara itu, investasi portofolio mencatat peningkatan defisit sejalan dengan aliran modal keluar dari pasar saham dan obligasi sebagai dampak dari ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat di tengah aliran modal asing yang masuk ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

BI mencatat NPI pada kuartal III 2023 menunjukkan perbaikan signifikan dengan mencatat defisit 1,5 miliar dolar AS. Defisit NPI pada kuartal III tersebut lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada kuartal sebelumnya sebesar 7,4 miliar dolar AS karena ditopang oleh defisit neraca transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang membaik.

Dengan perkembangan tersebut, Erwin mengatakan, posisi cadangan devisa pada akhir September tercatat tetap tinggi sebesar 134,9 miliar dolar AS. Angka tersebut setara dengan pembiayaan 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement