REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT – Militer Israel melancarkan serangan artileri ke sebuah gereja di Lebanon selatan, Senin (20/11/2023). Serangan itu menyebabkan kerusakan signifikan pada gedung gereja.
“Tentara Israel menyerang Gereja Saint George di kota Yaroun, Lebanon selatan, dekat perbatasan,” kata kantor berita resmi Lebanon, NNA, dalam laporannya, dikutip laman Middle East Monitor.
Namun tidak ada korban jiwa maupun luka akibat serangan tersebut. “Beberapa wilayah di Lebanon selatan mendapat serangan Israel dari tank, jet tempur, dan helikopter, termasuk serangan terhadap rumah anggota parlemen Lebanon, Qabalan Qabalan, yang merupakan sekutu dekat Hizbullah, kelompok yang melakukan serangan lintas batas dengan Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan,” kata NNA.
Pada Senin lalu, pasukan Israel dan kelompok Hizbullah terlibat aksi baku tembak di wilayah perbatasan. Sejak pecahnya pertempuran di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, Hizbullah turut melancarkan serangan udara secara berkala ke wilayah Israel. Hizbullah menyatakan dukungannya terhadap Hamas.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, sejauh ini Hizbullah terhitung sudah menembakkan 1.000 amunisi ke negaranya. “Sejak awal perang, Hizbullah telah menembakkan lebih dari 1.000 amunisi ke sasaran Israel, tapi (Hizbullah) menderita kerugian yang jauh lebih signifikan,” ujarnya, dilaporkan Times of Israel, Senin lalu.
Pada Ahad (19/11/2023), jet tempur Israel menyerang fasilitas atau situs milik Hizbullah di Lebanon. Kompleks dan pos militer serta infrastruktur yang digunakan Hizbullah untuk melancarkan serangan termasuk di antara target yang diserang Israel.
Bulan lalu Pemerintah Israel memutuskan mengevakuasi lagi warganya dari 14 kota di dekat perbatasan Lebanon. Langkah itu diambil menyusul meningkatnya konfrontasi Israel dengan kelompok Hizbullah. Israel telah mengevakuasi 43 kota di dekat perbatasan Lebanon.
Israel dan Lebanon terakhir kali terlibat dalam konflik terbuka pada 2006. Kedua negara secara resmi tetap berperang, dengan penjaga perdamaian PBB berpatroli di perbatasan darat. Pada Mei 2000, tentara Israel mengumumkan penarikannya dari sebagian besar wilayah Lebanon selatan setelah dua dekade pendudukan. Namun, Israel masih mempertahankan pendudukannya di wilayah kecil yang diklaim oleh Lebanon. Wilayah tersebut dikenal sebagai Perkebunan Shebaa.