Selasa 21 Nov 2023 16:37 WIB

Bela Palestina, Minimarket di Kuningan Turunkan Produk Terafiliasi Israel

Meski mengalami kerugian puluhan juta rupiah, tapi mereka tetap melakukannya.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Boikot produk terafiliasi Israel, Kamis (16/11/2023).
Foto: Republika/Alfian Choir
Boikot produk terafiliasi Israel, Kamis (16/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Aksi boikot terhadap produk yang terafiliasi dengan Israel mendapat dukungan luas dari masyarakat. Apalagi, setelah keluarnya fatwa  dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengharamkan membeli produk pro Israel.

Dukungan aksi boikot itu seperti yang ditunjukkan oleh salah satu minimarket di Kabupaten Kuningan, yakni HK Mart. Minimarket yang berada di kawasan Pondok Pesantren Husnul Khotimah, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan itu memutuskan untuk tidak lagi menjual produk-produk pro Israel.

Pihak HK Mart pun menurunkan produk-produk yang terafiliasi dengan Israel, yang sebelumnya dipajang di rak penjualan mereka.

Begitu pula dengan produk minuman yang sebelumnya tersimpan di lemari pendingin, juga dikeluarkan. Manager HK Mart, Hendrik Susila, mengatakan, aksi boikot itu merupakan bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina.

‘’Sesuai dengan fatwa MUI tentang boikot barang-barang yang berafiliasi dengan zionis, maka kita ikuti apa yang difatwakan oleh MUI. Dan kita sebagai Muslim, mendukung kebebasan Palestina,’’ kata Hendrik, Selasa (21/11/2023).

Hendrik menyebutkan, sedikitnya ada 130 produk yang diturunkan dari etalase mereka untuk tidak dijual kepada masyarakat. Produk itu terdiri atas makanan, minuman, kosmetik dan sabun.

Produk-produk itu dikumpulkan dalam kardus dan diberi tulisan "Barang Boikot!!". Selanjutnya, barang-barang tersebut kemungkinan akan dikembalikan kepada pemasoknya.

Hendrik mengakui, keputusan itu membuat pihaknya mengalami kerugian hingga mencapai puluhan juta rupiah. Namun, aksi tersebut tetap dilakukan demi membela Palestina yang kini masih terus diserang oleh penjajah Israel. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement