REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Utang dapat mendatangkan bencana dan bahaya bagi seseorang kelak apabila tidak segera dilunasi. Terdapat banyak peringatan dari Nabi Muhammad ﷺ terkait utang.
Melalui pesan Telegram yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/11/2023), Ustadz Najmi Umar Bakkar menjelaskan bencana dan bahaya akibat berutang. Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
1. - إنَّ صاحبَكم حُبِسَ على بابِ الجنَّةِ بدينٍ كانَ عليْهِ فإن شئتُم فافدوهُ وإن شئتُم فأسلِموهُ إلى عذابِ اللَّهِ
".....Sesungguhnya saudara kalian (yang sudah mati) tertawan (tertahan) karena utangnya. Maka jika kalian mau, bayarkanlah untuknya, dan apabila kalian pun mau, maka serahkanlah dia kepada siksaan Allah." (HR Abu Dawud no. 3341, an-Nasaa'i II/233, al-Haakim II/25-26, Ahmad V/11, 13, 20, dan juga al-Baihaqi 6/4/76, hadits dari Samurah bin Jundab, Ahkaamul Janaa-iz hal 26)
2.
أعليه دين؟ قلنا: ديناران، فانصرف فتحملهما أبو قتادة فأتيناه، فقال أبو قتادة: الديناران عليّ، فقال رسول الله- صلى الله عليه وسلم -: قد أوفى الله حق الغريم وبرئ منهما الميت؟ قال: نعم فصلى عليه، ثم قال بعد ذلك بيوم: ما فعل الديناران؟ قلت: إنما مات أمس، فعاد إليه من الغد فقال: قد قضيتهما، فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: الآن بردت جلدته"
"Seseorang meninggal dunia.....lantas Rasulullah ﷺ Bersabda,”Apakah Dia memiliki utang?" Kami menjawab: "(Ada) dua Dinar". Maka Beliau tidak jadi menshalatkannya. Lalu Abu Qatadah berkata: "Dua dinar itu tanggunganku". Lalu Rasulullah ﷺ bersabda : "Apakah hak orang yang memberi pinjaman sudah ditunaikan dan mayit telah bebas darinya ?" Dia menjawab, "Ya". Kemudian Beliau pun mau menshalatkannya.
Kemudian satu hari sesudah itu Beliau bersabda, "Apakah yang dilakukan oleh dua dinar itu?" Aku berkata: "Sesungguhnya dia baru wafat kemarin". Jabir berkata : "Maka Rasulullah ﷺ Kembali Bertanya keesokan harinya", lantas Abu Qatadah pun berkata, "Aku telah Melunasinya". Maka Rasul ﷺ bersabda, "Sekarang baru kulitnya (si mayit) menjadi dingin." (HR Al-Hakim II/58, al-Baihaqi VI/74-75, ad-Daruquthni 3/79 & Ahmad III/ 330, Shahiihul Jaami' no 2753)
3. نفس المؤمن مُعلَّقة بدَيْنِه حتى يُقْضَى عنه
"Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dilunasi." (HR Ahmad II/440, 475, 508, at-Tirmidzi no. 1078-1079, & Ibnu Majah no. 2413 & ad-Daarimi II/262, hadits dari Abu Hurairah, Shahiihul Jaami' no. 6779). Imam ash-Shan'aani رحمه الله berkata, "Hadits menunjukkan bahwa seseorang itu akan tetap disibukkan dengan utangnya walaupun dia telah meninggal. Hadits ini menganjurkan agar kita melunasi utang sebelum wafat." (Subulus Salam II/250)