REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Pemerintah Qatar masih terus menengahi negosiasi gencatan senjata kemanusiaan antara Hamas dan Israel. Doha menyebut, saat ini pembicaraan sudah mencapai tahap akhir.
“Kita berada pada titik terdekat dalam mencapai kesepakatan,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari, Selasa (21/11/2023), dikutip laman Alarabiya.
Al-Ansari berharap, mediasi yang dijalankan negaranya akan berhasil membawa gencatan senjata kemanusiaan ke Jalur Gaza. “Kami sangat optimistis, sangat penuh harapan,” ucapnya.
Sebelumnya Hamas sudah menyampaikan bahwa Qatar akan mengumumkan kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan dicapai dengan Israel. “Sekarang, isu ini bergantung pada saudara-saudara di Qatar, mereka akan mengumumkan perjanjian gencatan senjata dengan Israel, termasuk persyaratannya,” ujar anggota biro politik Hamas, Izzat al-Rishq kepada Aljazirah, Selasa kemarin.
Menurut al-Rishq, salah satu poin yang bakal tercakup dalam perjanjian gencatan senjata adalah tentang pertukaran sandera dengan tahanan. “Perjanjian yang diharapkan akan mencakup pembebasan sandera perempuan dan anak-anak Israel dengan imbalan pembebasan anak-anak dan perempuan Palestina di penjara-penjara pendudukan (Israel),” ucapnya.
Ketika melancarkan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas diyakini menculik lebih dari 200 warga Israel dan warga asing, kemudian membawa mereka ke Gaza. Menurut perkiraan resmi Israel, Hamas menyandera sekitar 240 orang. Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, sempat menyampaikan bahwa mereka menahan sekitar 200-250 orang, termasuk di dalamnya tentara Israel. Namun sebagian sandera telah terbunuh akibat agresi dan gempuran serangan udara Israel ke Gaza.
Izzat al-Rishq mengungkapkan, nantinya rincian mengenai kesepakatan gencatan senjata akan diumumkan oleh Qatar. “Setelah perjanjian tersebut diumumkan, hal itu akan dapat diterima oleh kami (Hamas), dan akan mencerminkan tuntutan terpadu dari (kelompok) perlawanan (Hamas),” kata al-Rishq.
Al-Rishq mengungkapkan, sebelum menyampaikan tanggapan Hamas mengenai proposal gencatan senjata dan persyaratannya, Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh akan terlebih dulu menemui pemimpin kelompok Jihad Islam, Ziyad al-Nakhalah.
Hingga Selasa kemarin, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 telah melampaui 14 ribu jiwa. Mereka termasuk 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan. Sementara korban luka mencapai sekitar 33 ribu orang.