REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan pada Selasa (21/10/2023), bahwa pembajakan sebuah kapal kargo oleh Houthi di Laut Merah merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional. Amerika Serikat (AS) mengatakan, Iran terlibat di dalam penyitaan tersebut.
Komentar Gedung Putih adalah reaksi terhadap penyitaan kapal kargo milik Inggris dan yang dioperasikan Jepang oleh Houthi di Laut Merah bagian selatan. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, sebagai tanggapannya, AS sedang meninjau penunjukan teroris. Dia meminta Houthi untuk melepaskan kapal dan awaknya.
Sebelum itu, Houthi memperingatkan pada Senin (20/11/2023), kapal-kapal Israel adalah target yang sah. Tindakan kelompok yang berbasis di Yaman dalam melakukan penyitaan kapal kargo yang terkait dengan Israel itu dinilai membuka dimensi baru dalam perang Gaza.
Penangkapan Galaxy Leader dan 25 awak internasionalnya pada akhir pekan terjadi beberapa hari setelah Houthi yang didukung Iran mengancam akan menargetkan kapal-kapal Israel karena perang Israel-Hamas. Kelompok Houthi sebelumnya menyatakan diri mereka sebagai bagian dari “poros perlawanan” sekutu dan proksi Iran. Mereka juga telah meluncurkan serangkaian drone dan rudal ke arah Israel.
Galaxy Leader milik Inggris yang berbendera Bahama dioperasikan oleh perusahaan Jepang. Namun kapal ini memiliki hubungan dengan pengusaha Israel Abraham “Rami” Ungar.
Dunia pelayaran internasional yang kompleks. sering kali melibatkan serangkaian perusahaan manajemen, bendera, dan pemilik yang tersebar di seluruh dunia dalam satu kapal.
Laut Merah, yang membentang dari Terusan Suez di Mesir hingga Selat Bab el-Mandeb yang memisahkan Semenanjung Arab dari Afrika, tetap menjadi jalur perdagangan utama bagi pelayaran global dan pasokan energi. Posisi strategis ini membuat Angkatan Laut AS telah menempatkan banyak kapal di laut tersebut sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober.
Kelompok Houthi mengatakan, penangkapan tersebut merupakan pembalasan atas perang Israel melawan Hamas. Lebih dari 13 ribu orang telah terbunuh dalam pemboman udara dan operasi darat Israel di Jalur Gaza yang dipimpin oleh Hamas.