Rabu 22 Nov 2023 11:59 WIB

Mentan Ubah Food Estate Bawang Putih Jadi Cabai, Ini Alasannya

Ia menilai, cabai lebih cocok untuk dikembangkan di Humbang Hasundutan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Foto: dok Humas Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Food estate atau lumbung pangan baru Humbang Hasundutan, yang semula difokuskan menjadi area penanaman bawang putih akan diubah untuk menjadi lahan komoditas cabai. Selain bawang putih, ada komoditas bawang merah dan kentang yang juga dibudidayakan. 

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan penggunaan food estate disesuaikan dengan kebutuhan dan keococokan iklim. Ia menilai, cabai lebih cocok untuk dikembangkan di Humbang Hasundutan. 

Baca Juga

“Selama iklim cocok, tanah cocok, selama ketinggian dari permukaan laut cocok, kita tanam (cabai). Bawang bibitnya masih penyesuaian,” kata Amran saat ditemui di kantornya, Rabu (22/11/2023). 

Amran mengatakan, penanaman cabai di food estate tersebut sekaligus akan menjadi kawasan percontohan sentra cabai baru. Kementan, lanjut Amran, juga telah meminta pengelola food estate agar segera disiapkan lahan khusus untuk penanaman cabai.

“Kami minta 100-200 hektare (di Humbang Hasundutan),” ujarnya. 

Sementara itu, ia menyebut Kementan tengah menyiapkan bibit cabai untuk bisa dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Bagi-bagi bibit gratis itu sebelumnya dijanjikan Amran merespons tingginya harga cabai akhir-akhir ini hingga mengerek kenaikan inflasi. 

Mengutip data Pemerintah Daerah Kabupaten Humbahas, total produksi Food Estate Kabupaten Humbang Hasundutan telah mencapai 392 ton kentang dan 165 ton bawang merah, kubis sebesar 294 ton, cabai sebesar 271 ton, jagung sebesar 93 ton, dan tomat sebesar 26 ton. Adapun, untuk bawang putih hanya mencapai 13 ton.

 

Diketahui, rencana perubahan penanaman bawang putih menjadi cabai di Food Estate Humbang Hasundutan juga telah dibahas bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan pemda setempat. Dia meyakini dengan kerja sama tersebut akan sukses.

"Insya Allah tahun ketiga sudah swasembada. Tahun pertama kita bisa menekan impor, tahun kedua produksi sudah membaik, dan tahun ketiga paling lambat sudah swasembada," ujar Amran.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement