Rabu 22 Nov 2023 12:56 WIB

Gaza, Kota Para Syuhada

Jika dihitung dari 75 tahun lalu, jutaan syuhada wafat di tanah Gaza

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Puing bangunan dekat RS Al Shifa Gaza, Palestina
Foto: VOA
Puing bangunan dekat RS Al Shifa Gaza, Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan berbekal roket berbahan gula dan potassium senilai 800 dolar AS, Hamas telah menghancurkan ratusan tank militer Israel seharga 3 juta dolar AS. Tank-tank itu kini teronggok menjadi bangkai di antara reruntuhan bangunan di Gaza.

Jalur Gaza telah mengalami tragedi yang tak berkesudahan. Gaza adalah rumah bagi puluhan ribu syuhada yang meregang nyawa akibat pengeboman brutal Israel sejak 7 Oktober 2023. Namun, jika dihitung dari 75 tahun lalu, jutaan syuhada wafat di tanah Gaza, di antaranya adalah anak-anak, perempuan, laki-laki, dan lansia.

Baca Juga

Warga Gaza tidak takut mati demi mempertahankan tanah air mereka. Israel sudah cukup sering mengirimkan tank lapis bajanya ke Gaza utara sehingga warga Palestina di sekitar Beit Lahiya, yang merupakan lokasi favorit peluncuran roket ke Israel, tahu apa yang akan terjadi. Jika masyarakat Israel hidup dalam ketakutan akan serangan roket Hamas yang tidak disengaja, masyarakat Gaza mungkin memiliki perasaan terlalu percaya diri bahwa Israel mempunyai kendali mutlak atas lokasi pendaratan rudal mereka.

Israel kerap menuduh Hamas menggunakan perisai manusia di Gaza dalam setiap serangan. Israel berusaha keras untuk menyalahkan Hamas sebagai penyebab perang, bahkan menyebutnya sebagai teroris. Namun, warga Gaza tidak peduli dengan bualan Israel.

Warga Gaza memilih Hamas dalam pemilihan legislatif Palestina pada 2006. Sebagian besar warga Gaza yang hidup saat ini belum lahir atau belum dewasa ketika pemilu 2006 berlangsung. Hamas memenangkan pemilu dengan kurang dari 45 persen suara di Gaza dan Tepi Barat, meskipun mereka meraih mayoritas di Kota Gaza.

Dilansir New York Times Magazine, data jajak pendapat menunjukkan bahwa para pemilih termotivasi bukan oleh sikap eliminasi Hamas terhadap Israel, melainkan janji-janji mereka untuk memberantas korupsi dan meningkatkan keamanan dalam negeri. Faktanya, jajak pendapat dari pemilu tersebut menemukan bahwa tiga perempat pemilih Palestina menginginkan Hamas mengubah pendiriannya terhadap Israel dan sekitar 80 persen mendukung perjanjian perdamaian.

Israel berulang kali mencoba untuk mematahkan otoritas Hamas di Gaza....

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement