Rabu 22 Nov 2023 13:31 WIB

Nasi Merah Vs Nasi Putih, Mana yang Lebih Bagus untuk Pengidap Diabetes?

Nasi dari beras merah sering disebut lebih bagus daripada nasi putih.

Red: Reiny Dwinanda
Nasi putih memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi daripada nasi dari beras merah.
Foto: www.freepik.com
Nasi putih memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi daripada nasi dari beras merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaku gaya hidup sehat banyak yang meyakini nasi dari beras merah lebih bagus untuk dikonsumsi daripada nasi putih. Apakah pola makan itu juga bisa diadopsi oleh pengidap diabetes?

"Mau nasi merah boleh, mau nasi putih boleh asal konsumsinya sesuai kebutuhan. Kalau dibilang 100 gram ya 100 gram, tiga per empat gelas ya tiga per empat gelas," kata dokter spesialis gizi klinis lulusan Universitas Indonesia, Marini Siregar, dikutip Rabu (22/11/2023).
 
Menurut Marini, pengidap diabetes dapat menyiasati indeks glikemik nasi putih yang lebih tinggi daripada nasi merah. Mereka yang memilih nasi putih sebagai sumber karbohidrat dianjurkan menambahkan sayuran sebagai sumber serat dan lauk yang mengandung protein dan lemak maka untuk menurunkan indeks glikemik nasi putih.
 
Indeks glikemik merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dari bahan pangan dalam meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Semakin tinggi angka indeks glikemik suatu makanan, maka semakin cepat makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah.
 
Makanan disebut memiliki indeks glikemik rendah bila angkanya di bawah 55 dan tinggi apabila angkanya di atas 70. Indeks glikemik nasi merah dikatakan sekitar 50 sementara nasi putih sekitar 72.
 
Berbicara gizi, beras merah mengandung serat yang tinggi, sehingga bisa membuat seseorang cepat kenyang dan tidak mudah lapar. Ujungnya, orang tak akan banyak makan.
 
"Di dalam beras merah juga ada zink dan zat gizi yang berfungsi untuk menguatkan kerja hormon insulin," kata Marini.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ عَمَّا جَاۤءَكَ مِنَ الْحَقِّۗ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَّمِنْهَاجًا ۗوَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَجَعَلَكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَآ اٰتٰىكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَۙ
Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan,

(QS. Al-Ma'idah ayat 48)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement