Rabu 22 Nov 2023 15:13 WIB

Negara Maju dan Pencemar Diminta Penuhi Dana Loss & Damage

Dana loss and damage (L&D) sejalan dengan prediksi ancaman bencana iklim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Dana loss and damage (L&D) menjadi topik perbincangan yang cukup mengemuka saat ini.
Foto: www.freepik.com
Dana loss and damage (L&D) menjadi topik perbincangan yang cukup mengemuka saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana loss and damage (L&D) menjadi topik perbincangan yang cukup mengemuka saat ini sejalan dengan prediksi akan makin meningkatnya ancaman bencana iklim di masa-masa mendatang dan batas adaptasi telah tercapai. Ketika lahan telah hilang akibat naiknya permukaan air laut, ketika kekeringan telah mengubah lahan pertanian dan kehilangan sumber pangan.

Dengan kata lain, perubahan iklim akan menimbulkan kerugian dan kerusakan baik secara fisik atau materi, maupun non-fisik sebagai akibat dari kegagalan upaya mitigasi dan adaptasi. Beberapa pekan menuju negosiasi iklim PBB ke-28 (COP 28), Komite Transisi akhirnya mencapai serangkaian rekomendasi mengenai rancangan dana L&D yang sementara di administrasi oleh Bank Dunia.

Baca Juga

Country Engagement Manager Yayasan Humanis (afiliasi Hivos), Arti Indallah, mendorong dana L&D yang independen dan didanai secara memadai. Ia juga menekankan pentingnya struktur tata kelola demokratis dan mekanisme yang kuat untuk keterlibatan perempuan, masyarakat adat dan komunitas rentan lainnya serta organisasi masyarakat sipil.

Selain itu, ia juga mendesak agar negara-negara maju dan pencemar besar untuk ikut bertanggung jawab dan memenuhi kewajiban mereka terkait dana Loss and Damage.