Rabu 22 Nov 2023 18:09 WIB

Balita Cemburu pada Adik yang Masih Bayi, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Orang tua perlu memberi ruang agar anak dapat memecahkan masalah kecemburuannya.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Adik dan kakak (ilustrasi).
Foto: Freepik
Adik dan kakak (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki anak kedua saat anak pertama masih berusia di bawah lima tahun (balita) bisa berujung pada masalah kecemburuan. Ada kalanya anak pertama merasa cemburu karena menganggap ayah atau ibu lebih perhatian kepada adik.

Parent coach bersertifikat Meghan Leahy menganggap hal tersebut merupakan hal yang umum terjadi. Namun, orang tua perlu menghadapinya dengan cara tepat supaya tidak berkembang menjadi persaingan yang merusak hubungan saudara.

Baca Juga

"Saya tidak mencoba menakut-nakuti, namun jika anak yang cemburu tidak bisa mengatasi rasa irinya, cara orang tua menanganinya akan berpengaruh dalam jangka panjang," ujar Leahy, dikutip dari laman Washington Post, Rabu (22/11/2023).

Bagaimana cara menghadapi kecemburuan dengan tepat? Pertama, Leahy menyarankan ayah dan ibu memperkuat hubungan dengan anak. Sebagai contoh, duduklah bersama anak yang lebih tua untuk membuat daftar hal menyenangkan yang bisa dimainkan dan dilakukan bersama.

Bebaskan imajinasi dan tulis semua, lalu pilih beberapa hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Berkomitmenlah pada waktu dan aktivitas tersebut, hanya dengan anak yang berumur lebih tua.

Leahy mengatakan, anak sulung itu akan merasa mendapat perhatian yang dibutuhkan, juga merasakan kegembiraan dan kesenangan tanpa keterikatan apa pun yang bersaing. "Kencan spesial" itu juga merupakan waktu untuk mendengarkan rengekan dan keluh kesahnya. 

Tanyakan perlahan, apa kesulitan yang dia rasakan selama menjadi kakak, dan simak semua yang dia katakan. Dengan hanya mendengarkan, orang tua menunjukkan kepedulian, bahwa sudut pandangnya didengar. Informasi itu pun bisa digunakan untuk memecahkan masalah kecemburuan.

Selain itu, menurut Leahy orang tua tidak perlu "memperbaiki", menasihati, atau mengomentari saat anak sulung merasa diperlakukan tidak adil. Dengan tetap diam dan membiarkan badai itu berlalu, orang tua membantu anak membangun ketahanan. 

"Setiap kali Anda menceramahi atau menjelaskan, bahkan secara positif, itu akan merusak kemampuan anak untuk beradaptasi," ucapan Leahy. 

Menurut dia, penjelasan tidak harus diberikan saat itu juga ketika anak merengek, tapi di momen lain, yang lebih kondusif. Leahy lebih menganjurkan perjalanan mengasuh anak yang fokus pada hubungan, komunikasi, dan pemecahan masalah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement