REPUBLIKA.CO.ID, RUSSELS — Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell telah memperingatkan, Uni Eropa menghadapi permusuhan yang berkembang di seluruh dunia Muslim dan sekitarnya karena tuduhan bias pro Israel dan standar ganda atas perang di Gaza.
Josep Borrell mengatakan, dia khawatir kepahitan seperti itu dapat merusak dukungan diplomatik untuk Ukraina di Global South dan kemampuan Uni Eropa untuk bersikeras pada klausul hak asasi manusia dalam perjanjian internasional.
Dia mengatakan, Uni Eropa harus menunjukkan lebih empati atas hilangnya nyawa warga sipil Palestina dalam perang Israel melawan Hamas, yang diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan lintas batas 7 Oktober yang mematikan oleh kelompok militan Palestina.
Komentarnya datang dalam wawancara dengan Reuters selama perjalanan lima hari Timur Tengah yang membawanya ke puing-puing Kibbutz Be'eri yang hancur oleh Hamas, Tepi Barat, konferensi keamanan regional di Bahrain dan audiensi kerajaan di Qatar dan Yordania
Dalam perjalanan, yang berakhir pada Senin malam, Borrell mendengar para pemimpin Arab dan aktivis masyarakat sipil Palestina mengeluh bahwa 27 negara Uni Eropa tidak menerapkan standar yang sama untuk perang Israel di Gaza yang berlaku untuk perang Rusia di Ukraina.
"Semua dari mereka benar-benar mengkritik postur Uni Eropa sebagai sepihak," kata Borrell, dilansir dari Arab News, Rabu (22/11/2023).
Dengan melambaikan ponselnya, dia mengatakan telah menerima pesan dari beberapa menteri yang menandakan mereka tidak akan mendukung Ukraina lain kali ada pemungutan suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa. "Jika hal-hal berlanjut beberapa pekan seperti ini, permusuhan terhadap orang Eropa (akan tumbuh)," tambahnya.
Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?
Menanggapi kritik tersebut, Borrell menekankan bahwa kehidupan manusia memiliki nilai yang sama di mana-mana, dan bahwa Uni Eropa dengan suara bulat mendesak jeda kemanusiaan segera untuk dapat mengirimkan bantuan kepada Palestina di Gaza dan melipatgandakan bantuan kemanusiaannya untuk daerah kantong itu.
Namun, para pemimpin Arab ingin segera mengakhiri pengeboman Israel, yang telah menewaskan sedikitnya 13.300 orang Palestina, termasuk setidaknya 5.600 anak-anak, menurut pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza.
Mereka telah mengecam Uni Eropa...