Rabu 22 Nov 2023 20:06 WIB

Negara Arab Dorong Gencatan Senjata Diperpanjang

Gencatan senjata harus mengarah pada dimulainya lagi pembicaraan solusi dua negara

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Gencatan senjata pada akhirnya juga harus mengarah pada dimulainya kembali pembicaraan mengenai solusi dua negara.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Gencatan senjata pada akhirnya juga harus mengarah pada dimulainya kembali pembicaraan mengenai solusi dua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para menteri luar negeri negara-negara Arab menyambut baik kesepakatan gencatan senjata sementara antara Israel dan kelompok Hamas. Namun negara-negara Arab mengatakan, gencatan senjata tersebut harus diperpanjang dan menjadi langkah pertama menuju berakhirnya perang.

Menteri luar negeri Arab Saudi, Mesir dan Yordania mengatakan kesepakatan gencatan senjata pada akhirnya juga harus mengarah pada dimulainya kembali pembicaraan mengenai solusi dua negara. Israel dan Hamas menyetujui jeda pertempuran selama empat hari untuk memungkinkan pembebasan 50 sandera yang ditahan di Gaza, dengan imbalan pembebasan 150 warga Palestina yang dipenjara di Israel. Gencatan senjata juga akan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, bantuan kemanusiaan harus dipertahankan dan diperluas. Pangeran Faisal menambahkan, bantuan tersebut tidak boleh bergantung pada pembebasan sandera lebih lanjut.

“Akses kemanusiaan apa pun yang meningkat akibat kesepakatan penyanderaan ini harus tetap ada dan harus dibangun. Tidak boleh ada pengurangan akses berdasarkan kemajuan dalam pembebasan sandera lebih lanjut. Menghukum penduduk sipil Gaza karena menahan sandera sama sekali tidak dapat diterima," kata Pangeran Faisal, dilansir Alarabiya, Rabu (22/11/2023).

Para menteri luar negeri Arab memimpin delegasi yang terdiri dari negara-negara mayoritas Muslim yang melobi sekutu utama Israel dan Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri perang Gaza dan bergerak menuju solusi permanen konflik Israel-Palestina. Delegasi tersebut mendarat di London pada perhentian ketiga mereka dalam tur internasional. Sebelumnya para delegasi telah mengunjungi Cina dan Rusia.

Perjanjian tersebut merupakan gencatan senjata pertama selama lebih dari satu bulan setelah serangan brutal Israel di Gaza. Para pejabat Palestina mengatakan sedikitnya 14.100 orang telah terbunuh, termasuk anak-anak dan perempuan. Sementara PBB mengatakan sekitar 1,7 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Qatar mengonfirmasi keberhasilan upaya mediasi, yang juga melibatkan Mesir dan Amerika Serikat, dan mengonfirmasi parameter luas dari perjanjian tersebut. “Waktu mulai jeda akan diumumkan dalam 24 jam ke depan dan berlangsung selama empat hari, dapat diperpanjang,” kata pernyataan Qatar.

Perdebatan sengit gencatan senjata....

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement