REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Setelah lebih dari satu bulan pertempuran tanpa henti antara Hamas dan Israel terjadi, kini gencatan senjata berhasil disepakati. Momentum itu dimanfaatkan untuk menguburkan jenazah para syuhada tanpa nama secara bersama-sama atau massal.
Ada lebih dari 100 jenazah warga Palestina dikubur di Khan Yunis. Jenazah tersebut sebagian besar berasal dari Rumah Sakit Al Shifa di Gaza yang beberapa waktu lalu dikepung Israel.
Over a hundred unknown Palestinians were buried in a mass grave this morning in Khan Yunis after being brought from the Al Shifa Hospital in #Gaza, which is now under direct Israeli military occupation. pic.twitter.com/Ai28mGH1ki
— Quds News Network (@QudsNen) November 22, 2023
Pada Sabtu (18/11/2023) pekan lalu, Israel telah mengevakuasi paksa lebih dari 500 pasien dari RS Al Shifa. Setelah melakukan pengepungan selama beberapa hari, pasukan dan armada tank Israel menyerbu RS Al Shifa pada Rabu (15/11/2023). Israel meyakini Hamas memiliki markas komando di bawah bangunan RS Al Shifa. Namun hingga kini, Israel belum bisa menyediakan bukti yang valid dan kredibel terkait klaimnya itu.
Israel sempat merilis video yang memperlihatkan penemuan terowongan di kompleks Al Shifa. Namun belakangan mantan perdana menteri Israel Ehud Barak mengatakan bahwa terowongan yang ada kompleks Al-Shifa dibangun oleh negaranya ketika masih menduduki Gaza. Hal itu diungkap Barak dalam wawancara dengan Christiane Amanpour dari CNN.
“Ketika Anda mengatakan bahwa bunker itu dibangun oleh para insinyur Israel, apakah Anda salah bicara?” tanya Amanpour.
Barak kemudian menjawab bahwa yang disampaikannya tidak salah bicara. “Tidak, Anda tahu beberapa dekade yang lalu, kami mengelola tempat ini. Jadi kami membantu mereka membangun bunker ini untuk memberikan lebih banyak ruang untuk operasional RS,” ujar Barak.