REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional Inggris U-17 Ryan Garry mencoba melihat sisi positif dari kegagalan timnya melaju ke perempat final Piala Dunia U-17 2023. Langkah Inggris selama berpetualang di Indonesia, terhenti di babak 16 besar.
Di luar dugaan, the Young Lions takluk 1-2 dari Uzbekistan di Jakarta International Stadium (JIS), Rabu (22/11/2023) petang WIB. Kendati mendominasi, wakil Eropa ini harus menelan pil pahit. Ryan enggan menyalahkan pasukannya.
Ia menilai Lakyle Samuel dan rekan-rekan sudah memberikan segalanya di turnamen ini. Baik itu selama babak penyisihan hingga di tahapan ini. Keberuntungan belum berpihak pada mereka.
"Saya pikir untuk sebuah pengalaman, ini sangat bagus. Para pemain harusnya senang dengan performanya, tentu saja di tiga laga pertama. Namun menurut saya ada pembelajaran nyata dari pertandingan ini, dan semoga ini akan memberi mereka sesuatu untuk dipikirkan dan dikerjakan agar terus berkembang," kata Ryan Garry, saat ditemui di mixed zone.
Ia melihat banyak potensi hebat di skuadnya. Anak-anak muda yang bisa memiliki masa depan cerah. Di turnamen kali ini, Inggris bermaterikan amunisi dari klub-klub besar di Liga Primer.
Mengenai jalannya pertandingan, the Young Lions terlihat kurang fokus di awal. Baru empat menit laga berjalan, gawang sang raksasa sudah bergetar. Tandukan Amirbek Saidov tak mampu dihalau Tommy Setford.
Tersengat situasi demikian, Inggris bereaksi. Tekanan demi tekanan dilancarkan. Upaya elite Benua Biru ini berbuah manis.
Pada menit ke-35, anak asuh Ryan Garry menyamakan kedudukan. Joel Ndala lepas dari kawalan bek-bek lawan. Dengan tenang, ia memperdaya Muhammadyusuf Sobirov.
Pada babak kedua, intensitas meningkat. Inggris memegang kendali. Namun di luar dugaan gawang Setford kembali kebobolan.
Berawal dari pelanggaran di depan kotak penalti Inggris. Wasit memberi free kick untuk Uzbekistan. Lazizbek Mirzaev yang menjadi algojo, menunaikan tugasnya dengan baik di menit ke-67. Di sisa waktu, Uzbekistan mampu mempertahankan keunggulan mereka.