Kamis 23 Nov 2023 07:01 WIB

IAEA Minta Israel Bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir

Perjanjian ini bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi mengulangi seruan kepada Israel untuk bergabung dalam Perjanjian Perjanjian Non-Proliferasi  Senjata Nuklir (NPT).
Foto: EPA-EFE/MAX BRUCKER
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi mengulangi seruan kepada Israel untuk bergabung dalam Perjanjian Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, mengulangi seruan kepada semua negara di Timur Tengah, termasuk Israel, untuk bergabung dalam Perjanjian Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT). Perjanjian ini bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi senjata.

Grossi pun menyoroti pernyataan Menteri Warisan Budaya Israel Amihay Eliyahu, yang mempertimbangkan menjatuhkan nuklir di Gaza. Ketua IAEA mengatakan hal itu tidak dapat diterima.

Baca Juga

Menurut Grossi, ada pendekatan yang diterima secara luas di seluruh dunia bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan. Konsep tersebut pun membuat perang semacam itu tidak boleh terjadi. 

Grossi juga mengingatkan bahwa Majelis Umum IAEA, Dewan Direksi, dan dirinya telah berulang kali menyerukan kepada seluruh negara di Timur Tengah, termasuk Israel, untuk bergabung dengan NPT. Negara-negara tersebut diminta membuka semua fasilitas nuklir mereka untuk inspeksi nuklir yang komprehensif.

Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Maliki mengajukan keluhan resmi kepada IAEA terhadap Israel atas ancaman menterinya untuk menjatuhkan bom nuklir di Gaza. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memita IAEA memverifikasi kepemilikan senjata nuklir Israel.

Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Mohammad Eslami menyatakan, penyataan Eliyahu dapat dilihat sebagai konfirmasi bahwa Israel memang memiliki senjata nuklir. IAEA dinilai harus mengambil sikap independen terhadap masalah ini. 

"Ada kebutuhan untuk segera mengutuk ancaman-ancaman ini, mengklarifikasi potensi konsekuensinya dan memberi tahu Dewan Keamanan PBB tentang insiden tersebut," ujar Eslami. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menangguhkan posisi Eliyahu dalam kabinet usai penyataannya menuai kontroversi. Dia pun menolak pernyataannya tentang opsi penggunaan senjata nuklir di Gaza sebagai tidak berdasar pada kenyataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement