Kamis 23 Nov 2023 07:30 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Kesehatan di Gaza merilis video yang menunjukkan ruangan rusak di RS Indonesia, Beit Lahiya, Gaza utara, setelah terkena serangan Israel pada Senin (20/11). Serangan ini sempat menimbulkan kecemasan MER-C akan keselamatan ketiga relawannya yang bertugas di RSI, dan sempat hilang kontak sejak 10 November.
Sempat tersebar berita bahwa dua orang relawan ditangkap militer Israel. Namun, dalam sebuah keterangan pers pada Rabu malam (22/11), Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad katakan bahwa pihak MER-C telah berhasil menghubungi relawan. Ketiganya dalam kondisi baik dan masih berada di RSI, menunggu evakuasi ke Gaza selatan.
Menanggapi serangan di RSI, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, katakan bahwa dia “terkejut” dengan serangan terhadap RSI yang menewaskan 12 orang, termasuk pasien. “Petugas kesehatan dan warga sipil tidak boleh mengalami kengerian seperti itu, terutama saat berada di dalam RS,” katanya di platform media sosial X.
Militer Israel klaim pasukannya membalas tembakan dari arah RSI, sambil melakukan “banyak tindakan untuk meminimalkan bahaya” terhadap warga sipil. RSI dilaporkan telah mengalami kerusakan akibat setidaknya 5 serangan sejak 7 Oktober. Seperti RS lainnya di Gaza utara dan Kota Gaza, RSI mengalami pemadaman listrik sejak generator utama dan sekunder berhenti berfungsi beberapa minggu lalu karena kekurangan bahan bakar.
RSI hanya mampu menyediakan layanan dasar, sehingga sulit menolong nyawa mereka yang mengalami cedera parah dan keadaan darurat medis lainnya. WHO mengingatkan pihak-pihak yang berkonflik mengenai kewajiban mereka agar menghormati hukum humaniter internasional, untuk secara aktif melindungi fasilitas kesehatan.