Kamis 23 Nov 2023 12:10 WIB

Peluang BI Pertahankan Suku Bunga Hingga Akhir 2023 Terbuka Lebar

Suku bunga acuan BI sudah mengalami kenaikkan di tengah inflasi yang terkendali.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Bank Indonesia
Foto: Bank Indonesia
Logo Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) pada bulan lalu sudah menaikkan suku bunga acuan menjadi enam persen. Siang ini (23/11/2203), BI akan mengumumkan kembali hasil rapat dewan gubernur (RDG) yang dilakukan pada 22-22 November.

Ekonom senior The Indonesia Economic Intelligence, Sunarsip, memproyeksikan BI pada bulan ini masih akan menahan suku bunganya pada level yang sama. "Tertahannya, FFR bulan lalu menjadi faktor ditahannya level BI7DRR tersebut," kata Sunarsip kepada Republika.co.id, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Selain itu, Sunarsip menilai, level suku bunga acuan BI saat ini sudah mengalami kenaikan di tengah inflasi yang terkendali di bawah tiga persen. Tahun ini, Sunarsip memperkirakam, inflasi berada pada level tiga persen.

"Dengan level inflasi tersebut, potensi BI mempertahankan BI7DRR-nya sampai akhir tahun terbuka lebar," ujar Sunarsip.

Di sisi lain, Sunarsip mengungkapkan, Federal Funds Rate (FFR) tidak akan naik lagi sampai akhir ini. Hal itu mengingat the Fed saat ini juga berkepentingan menjaga pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dalam rangka menurunkan angka pengangguran.

Sementara itu, ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, juga memperkirakan the Fed tidak akan mengubah suku bunga acuannya sehingga memberikan ruang bagi BI untuk tidak mengubah suku bunganya.

"Oleh karena itu, BI perlu mempertahankan suku bunga kebijakannya di level saat ini sebesar enam persen pada pertemuan November," kata Riefky.

Riefky menambahkan, tingkat inflasi yang berada di bawah tiga persen dan surplus neraca perdagangan juga menjadi alasan bagi BI untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini. Pertumbuhan di bawah lima persen juga memberikan faktor pendukung lain bagi BI untuk mempertahankan tingkat suku bunga saat ini.

Sebelumnya, BI mengungkapkan ekonomi global masih mengalami perlambatan. Selain itu, kondisi geopolitik juga memanas. Mengatasi hal tersebut, BI pada 19 Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 dan 19 Oktober 2023, memutuskan untuk menaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi enam persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Oktober, Kamis (24/8/2023).

Perry menambahkan, suku bunga deposit facility juga naik 25 bps menjadi 5,25 persen. Lalu, juga suku bunga lending facility juga masih tetap sebesar 6,75 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement