Kamis 23 Nov 2023 13:07 WIB

Erick Thohir Panggil Bos-bos BUMN, Ada Apa?

Ini adalah upaya antisipatif BUMN dalam menghadapi gejolak harga pangan dan energi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengumpulkan sejumlah direksi perusahaan pelat merah pada Kamis (23/11/2023). Erick menyampaikan persoalan ketidakpastian ekonomi global dan ancaman rantai pasok dunia menjadi atensi dalam pertemuan tersebut.

"Pagi ini saya rapat bersama jajaran direktur utama dari perusahaan-perusahaan BUMN untuk mengantisipasi gejolak harga pangan dan energi," ujar Erick dalam akun Instagram, @erickthohir pada Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Erick mengatakan rapat ini merupakan upaya antisipatif BUMN dalam menghadapi gejolak harga pangan dan energi dunia. Hal ini cukup beralasan mengingat isu perubahan iklim dan konflik di belahan dunia berpotensi mengganggu rantai pasok global.

"Kementerian BUMN berkomitmen menjalankan perannya untuk memperkuat ketahanan energi dan pangan nasional," ucap pria kelahiran Jakarta tersebut.

Erick sejak awal menetapkan pangan menjadi sektor yang krusial bagi Indonesia hari ini dan masa depan. Mantan Presiden Inter Milan itu mengatakan Indonesia harus memanfaatkan momentum dengan banyaknya jumlah populasi anak muda sebagai mesin pertumbuhan ekonomi.

Erick menyebut piramida ini nantinya akan berbalik dengan kian banyaknya penduduk dengan usia yang tidak produktif. Hal ini akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia berjalan lebih lambat dari sebelumnya. 

"Kita tidak punya waktu banyak, hari ini kita bisa saksikan dengan situasi global tekanan terhadap pangan sangat tinggi, harga pangan hari ini adalah harga tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Harga energi juga sama, sangat tinggi," ucap Erick beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement