Kamis 23 Nov 2023 23:44 WIB

Mengapa Anak Muda Sering Gatal-Gatal? Begini Jawaban Dokter

Selain faktor usia, gaya hidup yang kurang sehat juga memicu gatal.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Gejala gatal sering kali dicetuskan dan bertambah parah oleh kondisi tertentu  (ilustrasi)
Foto: buzzle.com
Gejala gatal sering kali dicetuskan dan bertambah parah oleh kondisi tertentu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Spesialis Dermatologi Venereologi Klinik Pramudia dr. Eko Prakoso Wibowo mengungkapkan sejumlah faktor yang menyebabkan anak muda seperti  generasi Z atau Gen Z sering menerima serangan gatal. Pertama adalah usia produktif Gen Z yang membuat mereka cenderung lebih sering beraktivitas di luar ruangan.

Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah Gen Z bisa mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen. Ini berarti penduduk Indonesia didominasi oleh usia produktif, yang lahir mulai dari tahun 1997-2012. “Gen Z cenderung lebih aktif melakukan kegiatan outdoor sehingga terpapar matahari dan polusi,” kata Eko, Rabu (22/11/2023).

Baca Juga

Selain faktor usia, gaya hidup yang kurang sehat seperti mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis juga berpengaruh. Ini ditambah dengan stres yang bisa berakhir pada serangan gatal.

“Biasanya stres menjalani kehidupan sehari-hari, baik sekolah maupun pekerjaan. Bisa juga memengaruhi waktu istirahat atau waktu tidur sehingga bisa memicu banyak permasalahan kulit yang diawali dengan gatal,” ujar dia.

Gatal bukan hanya suatu kondisi yang tidak nyaman, melainkan salah satu gejala dari berbagai permasalahan kulit lainnya. Berbagai kelainan kulit yang sering dijumpai di klinik seperti eksim, infeksi jamur, dan akne vulgaris sering kali memunculkan gejala gatal.

“Gejala gatal sering kali dicetuskan dan bertambah parah oleh kondisi tertentu, contohnya cuaca panas dapat meningkatkan aktivitas kelenjar minyak sehingga menyebabkan kambuhnya eksim tipe seboroik. Iritasi debu serta stress berlebih dapat menyebabkan dermatitis atopik,” ucapnya.

Eko menemukan sejumlah tantangan dalam pelaksanaan terapi kulit gatal hingga penyakit kulit lainnya. Tantangan pertama yaitu misinformasi. Mudahnya akses internet saat ini membuat Gen Z senang mencari tahu penyakitnya melalui browsing tanpa konsultasi pada dokter yang tepat.

“Hal ini kemudian memicu self-medication yang belum tentu aman. Pada akhirnya penyakit tidak sembuh dan menimbulkan stres. Makanya penting bagi Gen Z untuk lebih aware pada kondisi kulit gatal dan segera memeriksakannya ke dokter SpKK yang tepat,” kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement