Kamis 23 Nov 2023 16:59 WIB

Ada Kelegaan dan Ketakutan di Gaza Jelang Gencatan Senjata

Israel tak beri kesempatan warga Gaza untuk meluapkan perasaan bahkan untuk menangis

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Gaza rindu dengan kampung halaman
Foto: EPA-EFE/CHRISTOPHE PETIT TESSON
Warga Gaza rindu dengan kampung halaman

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Khaled Loz sudah lelah dengan perang yang telah berlangsung selama lebih dari enam pekan di Gaza. Pengumuman gencatan senjata sementara memberikan angin segar bagi Loz. Dia hanya ingin tidur ketika gencatan senjata mulai berlaku.

“Itu (tidur) adalah hal pertama yang ingin saya lakukan. Saya bosan dengan pengeboman yang terus menerus,” kata Loz, dilaporkan Aljazirah, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Pengeboman udara dan tembakan artileri Israel yang berlangsung setiap hari telah membunuh lebih dari 14.000 warga Palestina di Gaza, termasuk lebih dari 5.600 anak-anak. Sementara diperkirakan 1,7 juta orang dari total 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dan banyak dari mereka berpindah dari wilayah utara Jalur Gaza ke selatan menyusul peringatan dari militer Israel.

Namun pengeboman Israel juga meluas ke Gaza tengah dan selatan, sehingga tidak ada satu pun wilayah yang aman. Kamp pengungsi, sekolah, dan rumah sakit juga ikut diserang. Deklarasi gencatan senjata selama empat hari yang akan segera diberlakukan menjanjikan harapan pertama akan adanya kelonggaran bagi masyarakat Gaza.