Kamis 23 Nov 2023 17:53 WIB

Meekonstruksi Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Sejarah masuknya Islam ke Indonesia diyakini sebagian pakar pada abad ke-7 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Arab, sezaman dengan Rasulullah SAW.

Rep: Rumah Berkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Rumah Berkah
.

foto Ilustrasi (Dok. Republika)
foto Ilustrasi (Dok. Republika)

Merekonstruksi Sejarah Islam Indonesia

Sejarah masuknya Islam ke Indonesia diyakini sebagian pakar pada abad ke-7 Masehi yang dibawa oleh para pedagang dari Arab, sezaman dengan Rasulullah SAW.

Oleh Syahruddin El-Fikri

Tak banyak bantahan soal masuknya Islam ke Indonesia. Mayoritas sejarawan mengungkapkan, Islam masuk di bumi Nusantara ini sejak abad ke-13 M. Pembawanya adalah para pedagang dari Gujarat, India. Sambil berdagang, mereka menyebarkan Islam ke penduduk yang mereka singgahi. Adapun, wilayah yang pertamakali disebut-sebut menerima Islam di Indonesia, adalah Samudra Pasai dan Perlak di Aceh.

Benarkah demikian? Pada tahun 1961, Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang akrab disapa dengan Buya Hamka, pernah menggugat masalah ini. Menurut Buya Hamka, Islam masuk ke Indonesia, dibawa oleh pedagang dari Makkah (Arab Saudi) pada abad ke-7 Masehi atau permulaan Hijriyah, yang kemudian diikuti oleh pedagang Gujarat (India) abad ke-13 M, maupun Cina pada ke-10 M. Mereka (Arab, Gujarat, Persia, maupun pedagang Cina), bukanlah anggota misi penyebaran Islam, namun mereka mempunyai kewajiban untuk mengenalkan Islam pada wilayah yang mereka datangi, termasuk Indonesia.

Ahmad Mansur Suryanegara, dalam bukunya Menemukan Sejarah; Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, menyatakan, pendapat Hamka tersebut lebih menekankan pada peranan utama dari para penyebar Islam di Indonesia. Pendapat Hamka ini, sejalan dengan pendapat TW Arnold dalam The Preaching of Islam: A History of the Propagantion of the Muslim Faith, dan JC van Leur dalam Indonesian: Trade and Society, serta Bernard HM Vlekke dalam Nusantara : A History of Indonesia, serta sejarawan dan tokoh Muslim lainnya seperti Crawfurd, Niemann, de Holander, Fazlur Rahman, dan Alwi Shihab.

“Sedangkan abad ke-13 itu, masuknya Islam itu lebih bercorak pada persoalan politik,” tulis Mansur Suryanegara, mengutip pernyataan Buya Hamka.

Baca Juga: Daftar Produk Israel yang Diimpor Indonesia


Adapun mayoritas sejarawan, banyak mengutip pernyataan Pijnapel yang kemudian diikuti oleh Snouck Hurgronje, Fatimi, Vlekke, Gonda, dan Schrieke (Drewes: 1985; Azra: 1999). Hurgronje, seorang misionaris, mengatakan, Islam masuk ke Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India. Tempat-tempat seperti Gujarat, Bengali dan Malabar. Menurut teori ini, pedagang dari Gujarat yang berperan besar menyebarkan Islam ke Nusantara. Teori Gujarat ini masuk ke Indonesia dapat dlihat dari kesamaan ajaran dengan mistik yang ada di India.

Baca Juga: Tempat Bersejarah di Dunia Islam

Menurut Hamka, masuknya Islam ke pulau Jawa bersamaan dengan masuknya Islam ke Sumatra, pada abad ke-7 M. Pandangan ini didasarkan pada berita Cina yang mengisahkan kedatangan utusan Raja Ta Cheh kepada Ratu Sima. Adapun Raja Ta Cheh ini menurut Hamka adalah Raja Arab, dan khalifah saat itu adalah Muawiyah bin Abu Sufyan.

Peristiwa ini terjadi pada saat Muawiyah bin abu Sufyan melaksanakan pembangnan kembali armada Islam. Ruban Levy dalam Social Structure of Islam memberikan jumlah angka kapal yang dimiliki Muawiyah pada tahun 34 Hijriyah atau 654/655 M sebanyak 5000 kapal.

Sedangkan bukti terbaru yang bisa dilacak dari masuknya Islam ke Indonesia adalah ditemukannya sejumlah harta karun di perairan Cirebon oleh PT Paradigma Putera Sejahetara (PPS) pada tahun 2010 lalu. Saat itu ditemukan sebanyak 200 ribu benda bersejarah dari badan muatan kapal tenggelam (BKMT). Dari beberapa artefak yang ditemukan tersebut, terdapat sejumlah simbol keislaman berupa cetakan teks Arab bertuliskan khat Naskhi (model Mushaf Usmani), dan lainnya.

“Bukti dari Cirebon ini akan mengoreksi waktu kedatangan Islam hingga 300 tahun ke belakang,” jelas Kurt Tauchman, profesor emeritus dari epartemen Antropologi Universitas Cologne, Jerman. Disebutkan, kapal yang tenggelam di perairan Cirebon ini diperkirakan terjadi pada tahun 920-960 M. Karena itu, bukti sejarah ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas tentang sejarah Islam di Indonesia. (sya/RB)

Artikel Menarik lainnya, klik link berikut:

Pembahasan Al-Quran

Tempat Bersejarah di Dunia Islam

Ulasan Seputar Buku dan Kitab Klasik

Cerita Abu Nawas dan Humor Lucu

Silakan beri komentar atas berita ini, dan monggo dibagikan bila bermanfaat.

Terima kasih.

sumber : https://rumahberkah.republika.co.id/posts/247301/meekonstruksi-sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement