REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kisah tentang dahsyatnya ayat-ayat Alquran banyak terekam sejarah dengan sangat baik. Salah satunya adalah kisah dari Salman Al Farisi.
Dilansir dari buku 40 Kisah Keagungan Alquran karya Musthafa Muhammadi (Ahwazi) yang diterjemahkan Yusuf Anas diterbitkan Oorina, 2008, sebagaimana dikisahkan Imam Jafar Al Shadiq, suatu hari Salman Al Farisi melewati sebuah pasar pandai besi.
Di sana para pengrajin besi sedang membuat peralatan dari besi menggunakan api yang sangat panas dan memukul-mukul besi dengan palu besar.
Tiba-tiba Salman Al Farisi melihat seorang pemuda yang berteriak dengan keras. Teriakan pemuda itu membuat orang-orang yang berada sangat jauh pun datang menghampirinya.
Setelah berteriak, pemuda itu jatuh ke tanah dan tidak sadarkan alias pingsan. Orang-orang berdatangan dan melihat Salman Al Farisi menghampiri pemuda itu. Orang-orang yang melihat berkata, “Sepertinya pemuda ini gila, atau dia hanya pingsan saja."
Kemudian, Salman al-Farisi berkata kepada mereka, "Datanglah ke sisinya dan berdoalah kepada Allah SWT, semoga Dia menyelamatkannya." Pemuda itu, ketika tahu Salman Al Farisi berada di dekatnya kemudian merasakan ketenangan.
Pemuda itu membuka kedua bola matanya dan berkata, "Saya tidak gila, tidak juga pingsan. Namun, ketika melewati pasar ini, saya melihat besi-besi itu diletakkan di landasan, kemudian mereka memukul-mukulnya. Akhirnya, saya ingat akan ayat suci Alquran ini." Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
هٰذَانِ خَصْمٰنِ اخْتَصَمُوْا فِيْ رَبِّهِمْ فَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِّنْ نَّارٍۗ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوْسِهِمُ الْحَمِيْمُ ۚ يُصْهَرُ بِهٖ مَا فِيْ بُطُوْنِهِمْ وَالْجُلُوْدُ ۗوَلَهُمْ مَّقَامِعُ مِنْ حَدِيْدٍ
“Inilah dua golongan (mukmin dan kafir) yang bertengkar. Mereka bertengkar tentang Tuhan mereka. Bagi orang-orang yang kufur dibuatkan pakaian dari api neraka. Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih. Dengan (air mendidih) itu akan diluluhlantakkan apa yang ada dalam perut mereka dan (juga) kulit (mereka). Untuk mereka (azab berupa) palu (godam) dari besi.” (QS Al Hajj ayat 19-21).
"Teringat akan ayat-ayat inilah yang menyebabkan saya mengalami keadaan seperti ini," ujar pemuda itu kepada Salman al-Farisi.
Akhirnya, tumbuhlah rasa kasih-sayang Salman Al Farisi kepada pemuda mukminin tersebut. Selanjutnya, Salman memilih pemuda itu sebagai salah seorang sahabatnya. Persahabatan keduanya begitu abadi dan erat hingga datanglah suatu hari di Mina.
Baca juga: Syekh Isa, Relawan Daarul Quran di Gaza Syahid Sekeluarga dan Kisah Putri Dambaannya
Salman Al Farisi mendengar bahwa sahabatnya itu jatuh sakit. Salman datang menjenguknya. Ketika berada di sisinya, Salman mengatakan sesuatu yang ditujukan kepada malaikat pencabut nyawa, “Bersikaplah penuh kasih sayang kepada saudaraku ini."
Usai Salman Al Farisi mengucapkan kata-kata itu, tiba-tiba terdengar olehnya sebuah suara, sebagai jawaban dari keinginannya itu. "Wahai hamba Allah SWT (Salman), saya adalah teman dan selalu menyayangi orang-orang yang beriman."