Jumat 24 Nov 2023 00:11 WIB

Di Yunani Wapres Ajak Pemimpin Agama Akhiri Konflik Israel-Palestina

Palestina akan terus mempertahankan kawasannya.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erdy Nasrul
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat mengunjungi Holy Metropolitan Church of Athens usai bertemu dengan Uskup Agung Yunani Ieronymos II di Holy Archdiose of Athens, Yunani, Kamis (23/11/2023).
Foto: Dok BPMI/Setwapres
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat mengunjungi Holy Metropolitan Church of Athens usai bertemu dengan Uskup Agung Yunani Ieronymos II di Holy Archdiose of Athens, Yunani, Kamis (23/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA--Wakil Presiden KH Maruf Amin bertemu dengan Uskup Agung Yunani Ieronymos II dan seluruh Yunani di Holy Archdiose of Athens di sela kunjungan kerja hari kedua di Yunani, Kamis (23/11/2023).  Dalam pertemuan tersebut, Kiai Ma'ruf membawa misi perdamaian global, termasuk menyelesaikan masalah Israel-Palestina.

Wapres yang disambut oleh The Very Reverend Archimandrite Barnabas Chancellor of the Archdiocese dan barisan pastur ini mengatakan, menyelesaikan konflik Israel-Palestina membutuhkan kontribusi global di antaranya dari para pemimpin agama. Karena itu, dia mengajak pemimpin Gereja Ortodoks di Yunani itu untuk mendorong penyelesaian permanen Israel-Palestina.

Baca Juga

"Konflik ini bukanlah konflik agama, namun dibutuhkan kontribusi bersama termasuk dari pemimpin agama untuk penyelesaiannya," ujar Kiai Ma'ruf dalam pernyataannya di depan Uskup Agung Yunani.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini juga menegaskan posisi Indonesia tegas mengecam keras serangan Israel terhadap masyarakat sipil dan fasilitas umum di Gaza. Menurutnya, jika kekerasan di Gaza terus dibiarkan, Indonesia khawatir ini akan menimbulkan instabilitas regional dan bahkan global.

"Untuk itu, kekerasan harus dihentikan, gencatan senjata harus terus diupayakan dan penyaluran bantuan kemanusiaan harus menjadi prioritas utama," ujarnya.

Selain konflik Israel-Palestina, Kiai Ma'ruf juga menyinggung pentingnya kerukunan beragama. Ia menyebutkan, kehidupan bermasyarakat di Indonesia dan Yunani memiliki karakteristik yang sama, yaitu hidup berdampingan dengan damai di tengah keberagaman agama yang ada dan bahkan menjadi perekat bangsa.

Untuk itu, Wapres mengharapkan pertemuan hari ini, tidak hanya akan menguatkan konsep perdamaian dan toleransi dalam bernegara maupun bermasyarakat, tetapi juga dapat membawa kebaikan bagi kedua negara.

“Saya berharap pertemuan ini semakin mengukuhkan komitmen bersama untuk mempromosikan pemahaman dan mendorong kerja sama yang saling menguntungkan,” katanya.

Menurutnya, Indonesia dengan filosofi Bhinneka Tunggal Ika, telah mampu menjaga keragaman masyarakat yang multikulural dengan ragam etnis, ras, dan agamanya.

Indonesia memiliki lebih dari 270 juta penduduk, sekitar 17 ribu pulau, sekitar 718 bahasa daerah, dan mengakui 6 agama resmi: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu.

"Filosofi ini adalah cerminan esensi keragaman yang membentuk masyarakat Indonesia," ujarnya.

Wapres didampingi oleh Duta Besar RI untuk Yunani Bebeb A.K. Nugraha Djundjunan, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement