Kamis 23 Nov 2023 21:07 WIB

Dinkes Yogya Catat 83 Kasus HIV Baru, 9 di Antaranya Sudah AIDS

kasus HIV/AIDS di Kota Yogyakarta tercatat 114 kasus.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
HIV/AIDS (Ilustrasi)
Foto: Flickr
HIV/AIDS (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta mencatat puluhan kasus HIV/AIDS selama 2023 hingga September. Setidaknya, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Yogyakarta, Aan Iswanti menyebut bahwa sudah ditemukan 83 kasus baru.

"Ditemukan 83 kasus, sembilan kasus di antaranya kasus dengan AIDS," kata Aan di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Rabu (22/11/2023).

Meski begitu, diperkirakan kasus HIV/AIDS di Kota Yogyakarta masih bisa meningkat. Jika dibandingkan dengan 2022, kasus HIV/AIDS di Kota Yogyakarta tercatat 114 kasus.

Dinkes Kota Yogyakarta pun meminta masyarakat khususnya populasi berisiko untuk dapat melakukan deteksi dini HIV/AIDS ini. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan dengan cepat dalam rangka meningkatkan harapan hidup penderita HIV/AIDS.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi, Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu juga mengajak masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat jika menemukan gejala-gejala yang mengarah ke HIV/AIDS ini.

Seperti gejala demam berkepanjangan, diare tidak sembuh-sembuh, sariawan, sakit kepala, kelelahan, hilang nafsu makan, nyeri otot, ruam, hingga pembengkakan kelenjar getah.

"Walaupun belum memiliki gejala seperti di atas, jika merupakan salah satu dari populasi berisiko, sebaiknya melakukan tes agar tahu statusnya dan segera tertangani," kata Endang.

Dijelaskan bahwa pemerintah menargetkan pada 2030 bahwa 95 persen orang dengan HIV/AIDS (ODHA) mengetahui statusnya. Selain itu, 95 persen orang yang telah terinfeksi virus HIV (ODHIV) juga ditargetkan melakukan pengobatan, dan 95 persen ODHIV ditargetkan mengonsumsi obat rutin sehingga virusnya akan tersupresi.

Untuk melihat seseorang terinfeksi atau tidak, maka diperlukan tes viral load. Tes ini, kata Endang, sudah bisa dilakukan di puskesmas maupun di rumah sakit di Kota yogyakarta.

"Orang yang terkena HIV jika minum obat setiap hari, bisa sehat karena virusnya tersupresi. Untuk melihatnya dibuktikan dengan tes viral load, harapannya ini bisa dimanfaatkan penderita HIV di Kota Yogyakarta dengan mendatangi puskesmas terdekat," ucap Endang.

Tes Viral load ini dikatakan berguna untuk mencari tahu kadar virus dalam darah. Tes tersebut, lanjut Endang, dapat memberikan hasil yang cukup akurat karena dapat mendeteksi setidaknya 20 RNA HIV.

"Kita sudah melakukan berbagai pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS dengan melakukan screening dan pendampingan. Selain itu, puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta juga terbuka bagi warga yang ingin mendapatkan konseling dan edukasi terkait HIV/AIDS. Jika ditemukan pasien terinfeksi HIV/AIDS, maka pasien akan mendapatkan pengobatan secara rutin dari puskesmas," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement