REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Hidayatullah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (23/11). Menurut dia, pondok pesantren memegang peran penting dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karena itu, Muzani mengatakan kebijakan tentang dana abadi pesantren merupakan perintah dalam UU Pondok Pesantren yang penting untuk segera direalisasikan. Ia menegaskan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan mendukung penuh terkait realisasi anggaran dana abadi pesantren tersebut.
"Kemarin hitungan kita tentang dana abadi pesantren akan segera dianggarkan di APBN. Dan kami sudah sampaikan kepada Pak Prabowo dan beliau sudah memberi persetujuan untuk mendukung penuh realiasi dana abadi pesantren tersebut" jelas dalam keterangan tertulis.
Termasuk soal Ongkos Naik Haji (ONH) yang diprediksi naik yang sebelumnya Rp 49 juta per jemaah diperkirakan tahun depan akan naik. Namun kenaikan itu diusahakan tidak membebani calon jemaah haji. Muzani mengatakan, Prabowo dan Partai Gerindra akan berupaya semaksimal mungkin agar kenaikan anggaran biaya ONH tidak membebani calon jamaah haji.
"Di Komisi VIII DPR yang menangani haji kebutulan ketua panjanya dari Gerindra. Saya sebagai Ketua Fraksi Gerindra DPR RI sudah mendapat arahan dari Ketua Umum Bapak Prabowo agar menyisir kenaikan anggaran biaya haji ini supaya tidak membebani masyarakat calon jemaah haji. Ini pentingnya peran partai politik, peran anggota DPR untuk membela kepentingan rakyat," katanya.
Pada kesempatan itu, Muzani juga menyampaikan pesan-pesan Prabowo Subianto kepada keluarga besar Hidayatullah. Salah satunya tentang rasa syukur atas ketenangan dan kedamaian yang tercipta di Indonesia. Menurut Muzani, keberagaman agama dalam bangsa Indonesia harus disyukuri karena banyak bangsa lain di luar sana yang tidak bisa berdamai antarsesama warganya.
"Tidak banyak bangsa-bangsa lain yang bisa seperti kita, ingatlah bangsa-bangsa seperti Sudan, Libya, Syria, Irak, Yaman. Di sana tidak ada keamanan, tidak ada ketenangan, tidak ada kedamaian. Mau kumpul-kumpul orang tidak bsia. Kita di Indonesia bisa berkumpul seperti ini itu bisa terjadi karena ketulusan dari para pemimpin bangsa kita yang meletakan dasar negara kita, kepentingan bangsa kita di atas segala galanya," jelas Muzani.
"Itu bisa terjadi karena yang besar tidak merasa berkuasa penuh, yang kecil juga tidak merasa terpinggirkan. Karena ulama-ulama kita mengajari kita untuk saling menghormati. Dan Hidayatullah juga sudah menghikmatkan diri untuk terus bermasyarakat dan ini terus berlangsung dari generasi ke genarasi," ucapnya menambahkan.