Jumat 24 Nov 2023 07:12 WIB

Warga Gaza Mendambakan Tidur Nyenyak tanpa Suara Bom

Pengeboman udara dan tembakan artileri Israel yang berlangsung setiap hari

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina menyaksikan kehancuran akibat bombardir Israel di Jalur Gaza, Palestina, di Deir al Balah, Rabu (22/11/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina menyaksikan kehancuran akibat bombardir Israel di Jalur Gaza, Palestina, di Deir al Balah, Rabu (22/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Khaled Loz sudah lelah dengan perang yang telah berlangsung selama lebih dari enam pekan di Gaza. Pengumuman gencatan senjata sementara memberikan angin segar bagi Loz. Dia hanya ingin tidur ketika gencatan senjata mulai berlaku.

“Itu (tidur) adalah hal pertama yang ingin saya lakukan. Saya bosan dengan pengeboman yang terus menerus,” kata Loz, dilaporkan Aljazirah, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Pengeboman udara dan tembakan artileri Israel yang berlangsung setiap hari telah membunuh lebih dari 14.000 warga Palestina di Gaza, termasuk lebih dari 5.600 anak-anak. Sementara diperkirakan 1,7 juta orang dari total 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dan banyak dari mereka berpindah dari wilayah utara Jalur Gaza ke selatan menyusul peringatan dari militer Israel.

Namun pengeboman Israel juga meluas ke Gaza tengah dan selatan, sehingga tidak ada satu pun wilayah yang aman. Kamp pengungsi, sekolah, dan rumah sakit juga ikut diserang. Deklarasi gencatan senjata selama empat hari yang akan segera diberlakukan menjanjikan harapan pertama akan adanya kelonggaran bagi masyarakat Gaza.