REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel dan Hamas setuju melakukan gencatan senjata selama empat hari. Gencatan senjata akan dimulai hari ini, Jumat (24/11/2023), pukul 07.00 waktu setempat.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengatakan pergerakan warga di wilayah Gaza akan dibatasi saat gencatan senjata berlangsung selama empat hari. “Pergerakan warga dari wilayah selatan Jalur Gaza ke utara tidak diperbolehkan dengan cara apapun, melainkan hanya dari utara ke selatan,” ujarnya dalam postingan di platform media sosial X, seperti dilansir Aljazirah, Kamis (23/11/2023).
Tak hanya mobilitas orang yang dibatasi, militer Israel juga akan membatasi pergerakan truk bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza. “Pergerakan truk yang tidak terkoordinasi dari selatan Jalur Gaza ke utara tidak akan diizinkan,” lanjut pernyataan itu.
Adraee juga mengatakan bahwa pasukan Israel akan ditempatkan di daerah yang berpenduduk sedikit di zona gencatan senjata. "Kami akan terus memantau pergerakan dari Netzarim dan sepanjang pantai,” ujarnya. Netzarim merupakan kawasan pemukiman Israel di Jalur Gaza.
Gencatan senjata hari pertama ini akan bersamaan dengan pembebasan sandera Israel gelombang pertama. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari mengatakan, ketika gencatan senjata dimulai bantuan akan langsung mengalir ke Gaza, dan sandera Israel akan dibebaskan pada jam 4 sore waktu setempat.
Israel mengatakan gencatan senjata bisa bertahan lebih dari empat hari asalkan Hamas membebaskan sedikitnya 10 sandera per hari. Sementara sumber Palestina mengatakan, gelombang kedua kemungkinan dapat membebaskan 100 sandera pada akhir November.
Tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan. Pembebasan tahanan Palestina akan mulai dilakukan setelah sandera yang dibebaskan pada hari ini tiba di wilayah Israel.