Jumat 24 Nov 2023 12:32 WIB

Uni Eropa Kirim Banyak Petugas ke Perbatasan Finlandia

Finlandia ingin membatasi jumlah pencari suaka yang datang dari Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petugas penjaga perbatasan Rusia memeriksa sebuah mobil di titik penyeberangan perbatasan Pelkola di Imatra, Finlandia tenggara, Jumat, 14 April 2023.
Foto: AP Photo/Sergei Grits
Seorang petugas penjaga perbatasan Rusia memeriksa sebuah mobil di titik penyeberangan perbatasan Pelkola di Imatra, Finlandia tenggara, Jumat, 14 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI -- Badan Perbatasan dan Penjaga Pantai Eropa, Frontex mengatakan akan mengirimkan lebih banyak petugas ke Finlandia pekan depan. Negara Nordik itu ingin membatasi jumlah pencari suaka yang datang dari Rusia.

Helsinki menuduh Moskow mengarahkan sekitar 700 imigran ke perbatasannya selama dua pekan terakhir. Sebagian besar imigran itu berasal dari Yaman, Afghanistan, Kenya, Maroko, Pakistan, Somalia dan Suriah. Kremlin membantah tuduhan tersebut.

Baca Juga

Pada Rabu (22/11/2023) lalu Finlandia mengatakan akan menutup semua perbatasannya kecuali di ujung utara di sepanjang 1.340 kilometer perbatasan dengan Rusia. Mulai Jumat (24/11/2023), satu-satunya perbatasan yang dibuka hanya rute terpencil di Artik.

Langkah ini rencananya diberlakukan selama satu bulan. Dalam pernyataannya, Kamis (23/11/2023), Frontex mengatakan akan mengerahkan 50 petugas perbatasan dan staf lain ke Finlandia dengan peralatan-peralatan seperti mobil patroli untuk meningkatkan aktivitas pengawasan.

Menteri Dalam Negeri Finlandia Mari Rantanen mengatakan, negaranya akan mempercepat registrasi bagi imigran yang sudah tiba, mendirikan pusat-pusat untuk mengumpulkan foto, sidik jari dan informasi identitas lainnya.

"Ini dilakukan untuk alasan keamanan karena kami tidak tahu siapa yang akan menyeberangi perbatasan," kata Rantanen di media sosial X.

Pada awal pekan ini Finlandia mengatakan akan meminta 60 petugas Frontex selain 10 petugas yang sudah ditempatkan di negara itu. Frontex mengatakan akan mengirimkan kelompok staf pertama pada 29 November mendatang termasuk petugas pengawas perbatasan, petugas registrasi, pakar dokumen dan penerjemah.

Frontex mengatakan hak-hak dasar "semua orang" akan dihormati dan ditegakan."Badan ini sangat menyadari aspek kemanusiaan dari skenario ini, terutama mengingat kondisi cuaca yang buruk dan ketidaksiapan orang-orang yang tiba di perbatasan Finlandia," ujarnya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement