Jumat 24 Nov 2023 13:33 WIB

Ganjar Temui Romo Magnis, Dalami Etika Berpolitik

Ganjar mengaaku mendapat pesan terkait pentingnya sikap kenegarawanan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menemui Guru Besar Filsafat, Romo Franz Magnis Suseno di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menemui Guru Besar Filsafat, Romo Franz Magnis Suseno di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, Jumat (24/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menemui Guru Besar Filsafat Romo Franz Magnis Suseno di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Dalam pertemuannya itu, ia mengaku membahas buku berjudul Etika Politik.

"Ini buku legend, hampir semua orang membaca. Etika Politik, prinsip moral, dan dasar kenegaraan modern. Dan satu lagi, Iman dalam Tantangan, apa kita masih dapat percaya pada yang di seberang," ujar Ganjar, Jumat (24/11/2023).

Baca Juga

"Itu cukup bisa membekali dan saya senang mendapatkan cerita-cerita baik, cerita etik, cerita moral dalam berbangsa, bernegara, bermasyarakat," katanya menambahkan.

Dalam diskusinya dengan Romo Magnis, ia mendapatkan pesan bahwa pentingnya sikap kenegarawanan. Sebab saat ini, keduanya melihat bahwa masyarakat bawah sulit menyampaikan aspirasinya, karena tak tahu siapa wakilnya.

"Kita-kita yang kemudian duduk dalam jabatan publik untuk lebih perhatian pada mereka. Beliau cerita soal kemiskinan, soal akses-akses kemudahan menuju kesejahteraan ya dan itu yang beliau ceritakan," ujar Ganjar.

Di samping itu, kedatangannya bukan dalam rangka meminta dukungan kepada Romo Magnis. Ia menghormati pilihannya dan pertemuan hari ini dalam rangka berdiskusi terkait pikiran-pikiran beliau.

"Beliau sebagai intelektual sebagai tokoh agama, tentu beliau punya sikap pribadi, tapi tidak boleh berpihak secara terbuka. Karena itu menunjukan beliau juga secara institusinya netral," kata Ganjar.

Romo Magnis sendiri berpandangan, Indonesia masih memiliki masa depan yang cerah. Namun, masa depan tersebut dapat terwujud apabila teratasinya masalah korupsi dan kemerosotan demokrasi.

"Perpolitikan itu bukan memenangkan kiri-kanan, orang, tetapi memenangkan, menyelamatkan, memajukan bangsa Indonesia dan itu yang kami bicarakan kurang lebih tadi," ujar Romo Magnis.

"Kita harus kembali kepada integritas kejujuran," katanya menegaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement