REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai sejumlah berita hoaks terkait Wolbachia yang banyak beredar di dunia maya. Nyamuk Wolbachia ramai disebut "nyamuk bionik" dan "nyamuk Bill Gates" yang memicu penyakit radang otak serta diklaim sebagai nyamuk hasil dari rekayasa genetik.
"Kemenkes sudah melakukan ini (program nyamuk ber-Wolbachia) dan masuk ke dalam strategi nasional berdasarkan kajian, rekomendasi WHO, dan juga benchmark negara lainnya," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu dalam taklimat media tentang Wolbachia yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Maxi menilai di era yang terbuka ini, kemungkinan adanya hoaks terkait berbagai hal termasuk kesehatan sangat mudah ditemukan. Untuk itu, Kemenkes terus melakukan upaya dalam memberikan informasi yang baik, tidak hanya dari Kemenkes, namun juga sejumlah pakar dan peneliti.
"Termasuk dukungan dari tokoh seperti Dahlan Iskan yang menulis hal baik soal ini (Wolbachia). Kita ingin setiap orang paham tentang manfaat dari teknologi ini," ujarnya.
Terkait adanya pro dan kontra soal Wolbachia di Bali, Maxi menyebutkan hal itu diakibatkan oleh sosialisasi yang belum terlaksana dengan baik. Alhasil, belum seluruh masyarakat di sana terinformasikan dengan baik.
"Tentu perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus," ucapnya.