Sabtu 25 Nov 2023 02:56 WIB

Penuh Perjuangan, Ini Kisah Mereka yang Berhadapan dengan Keganasan Kanker Paru

Pasien kanker paru membutuhkan dukungan penuh dari keluarga untuk kesembuhannya.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Ajang MSD Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bertema “Setiap Detik, Setiap Jam, Setiap Hari, Setiap Tambahan Hari Esok Akan Sangat Berarti Untuk Pasien Kanker Paru dan Keluarganya” di Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Foto: MSD Indonesia
Ajang MSD Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bertema “Setiap Detik, Setiap Jam, Setiap Hari, Setiap Tambahan Hari Esok Akan Sangat Berarti Untuk Pasien Kanker Paru dan Keluarganya” di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Hada Kusumonegoro, putri Indro “Warkop” sekaligus caregiver almarhumah ibunda yang meninggal karena mengidap kanker paru pun mengakui pentingnya peran support system dalam masa perawatan.

“Saya ingat sekali, ketika almarhumah ibu saya didiagnosis mengidap kanker paru, saya merasa dunia saya runtuh seketika. Apalagi bagi almarhumah ibu saya. Sudah pasti, dunianya pun hancur berantakan juga. Tapi, saya tidak bisa terus hanyut dalam kehancuran itu. Ibu dan keluarga butuh pegangan untuk bertahan dan melalui cobaan yang kami terima ini,” ungkap Hada yang ditemui dalam ajang MSD Indonesia dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bertema “Setiap Detik, Setiap Jam, Setiap Hari, Setiap Tambahan Hari Esok Akan Sangat Berarti Untuk Pasien Kanker Paru dan Keluarganya” di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

Baca Juga

Ia melanjutkan, “Saya pun tersadar bahwa saya harus menjadi pendamping yang kuat untuk bisa menguatkan almarhumah ibu. Untungnya, saya bertemu dengan para tenaga medis terbaik semasa saya menemani almarhumah ibu berobat untuk menghadapi kanker parunya. Maka dari itu, saya setuju sekali kalau para pasien kanker paru, dan penyakit apapun, memang harus memiliki support system terbaik yang bisa menguatkan mereka melewati hari-harinya. Karena setiap hari esok sangat bermakna bagi kami.”

Tak hanya keganasan penyakit, ada pula hal lain yang berpotensi menggerus emosi dan psikologis seperti banyaknya berita misinformasi (hoaks) yang beredar tentang kanker paru ini. Dari minuman probiotik dapat mencegah kanker paru, memakai masker terus menerus dapat menyebabkan kanker paru hingga diagnosa sendiri saat gejala kanker paru muncul. Berita-berita yang sensasional seperti ini yang mengalihkan perhatian masyarakat dari informasi yang tepat tentang penanggulangan kanker paru.

Sebagai penyintas kanker paru dan Anggota Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Retno Noto Soedjono pun merasakan pentingnya support system yang ia miliki ketika harus bertaruh melawan kanker paru stadium awal. “Ketika dokter mendiagnosis saya dengan kanker, seketika saya tidak tahu harus bagaimana nasib hidup saya ke depannya. Secara emosional saya terguncang dan rasanya ingin menyerah. Tapi, saya bersyukur sekali karena keluarga saya selalu ada dan hadir untuk memberikan saya dukungan. Mereka mau mengubah rutinitasnya demi menemani saya setiap hari; mengikuti proses pengobatan saya, selalu mengajak saya ngobrol supaya saya tidak merasa sendirian hingga selalu menghujani saya dengan pelukan. Itu sangat menguatkan saya dan membuat saya bisa melewati masa sulit dalam hidup saya dan terus melihat ke depan menanti hari esok yang lebih cerah,” jelasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement