Jumat 24 Nov 2023 18:36 WIB

Waspadai Saat Musim Hujan, Begini Cara Hindari Sambaran Petir

Petir secara prinsip mengandung muatan listrik negatif.

Rep: Wilda Fizriyani  / Red: Natalia Endah Hapsari
Menghadapi perubahan cuaca ke musim hujan saat ini, masyarakat pun diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terutama saat hujan disertai petir.  (ilustrasi).
Foto: Dok Lapan
Menghadapi perubahan cuaca ke musim hujan saat ini, masyarakat pun diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terutama saat hujan disertai petir. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Musim penghujan telah memasuki beberapa daerah di Indonesia. Menghadapi perubahan cuaca ini, masyarakat pun diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terutama saat hujan disertai petir. 

Dosen Teknik dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Machmud Effendy, petir secara prinsip mengandung muatan listrik negatif. Oleh karena itu, petir akan selalu mengincar sesuatu yang memiliki muatan listrik positif. "Termasuk di antaranya Bumi," jelasnya.

Baca Juga

Kelalaian masyarakat terhadap munculnya petir cukup berbahaya. Tidak jarang pula, kehadirannya menimbulkan kerugian secara material hingga jatuhnya korban jiwa.

Menurut dia, petir kerap mengincar bangunan-bangunan yang tinggi dan luas serta memiliki banyak aliran listrik. Bangunan itu berpotensi lebih besar terkena sambaran petir. Beberapa di antaranya seperti rumah tempat tinggal, fasilitas perkantoran, gedung olahraga, gedung pemerintahan dan gedung-gedung sejenisnya.

Manusia sendiri merupakan aktor utama yang perlu memiliki edukasi yang memadai terkait cara melindungi diri dari petir. Beberapa di antaranya dengan memantau ramalan cuaca secara berkala dan menjauhi tempat terbuka ketika cuaca buruk. Kemudian meminimalkan penggunaan listrik dan telepon genggam ketika sedang hujan.

Penggunaan listrik dan telepon genggam diketahui mampu menimbulkan radiasi berpotensi yang menjadi jalur bagi arus petir. Sebab itu, situasi ini dapat membahayakan manusia. Situasi berbahaya juga termasuk ketika mengoperasikannya saat berada di dalam mobil.

Selain menjauhi aktivitas yang berhubungan dengan kelistrikan, penggunaan penangkap atau penangkal petir juga menjadi salah satu solusi untuk mengurangi peluang terjadinya sambaran petir. Masyarakat kerap mengira bahwa kedua alat ini sama tetapi pada dasarnya berbeda.

Penangkap petir bekerja dengan cara menangkap petir yang menyambar, kemudian menyalurkan ke tanah dengan tegangan serendah-rendahnya. Sementara itu, penangkal petir menggunakan listrik tegangan yang sangat tinggi sehingga petir dapat langsung dimentahkan.

Kesalahpahaman masyarakat ini menjadi bukti kurangnya edukasi dan mispersepsi tentang petir. Meskipun tujuannya sama, penangkap dan penangkal listrik memiliki fungsi yang berbeda. "Penangkap listrik biasanya digunakan pada skala kecil menengah, seperti rumah tangga, industri mikro, hingga gedung perkantoran kecil. Penangkap listrik juga dinilai efisien karena jauh lebih terjangkau dari segi biaya,” jelasnya dalam pesan pers yang diterima Republika, Jumat (24/11/2023).

Sementara itu, penangkal listrik membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, bahkan mencapai dua puluh kali lipat. Hal tersebut disebabkan oleh mahalnya biaya pembelian alat yang mampu memproduksi listrik hingga tegangan lebih dari 40 ribu volt.

Di samping harganya yang cenderung mahal, alat penangkal listrik memiliki jangkauan yang sangat luas. Satu alat penangkal listrik dapat menjangkau bahkan hingga radius 50 meter. Sebab itu, alat ini cocok untuk digunakan dalam lingkup yang lebih luas, seperti kawasan industri, kawasan perkantoran, pabrik dan gedung olahraga. 

Alat ini juga memiliki berbagai keuntungan lain seperti penggunaan sistem elektro statis. Oleh karena itu, pantulan listrik yang dihasilkan tidak menimbulkan radiasi apapun yang dapat membahayakan lingkungan maupun manusia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement