REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fath Jakasetia Bekasi, Ustadz Taufik mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada seluruh santri sebagai upaya mencegah penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di dalam lingkungan pesantren. Di antaranya, Pesantren Al-Fath selalu mengajarkan santri untuk hidup dalam kebersamaan.
"Dalam teori sudah kami sampaikan bahwa dalam praktiknya santri tidak boleh saling menghina anatara satu sama lain. Yang kedua mereka diajarkan kebersamaan dengan cara piket bersama bahkan makan pun sering satu nampan bertiga atau berempat," ujar Ustadz Taufik dalam keterangan tertulis yang diterima Republika pada Selasa (21/11/2023).
Ustadz Taufik mengatakan, isu negatif sekarang ini sudah semakin berkembang, khususnya dalam situasi mendekati pesta demokarasi lima tahunan. Isu-isu negatif tersebut dapat berakibat fatal pada kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut dia, itulah yang menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia, termasuk kalangan santri.
"Tantangan kita adalah memerangi paham intoleran dan radikalisme. Kita juga jangan membuat berita bohong apalagi menyebarkan. Adik santri jangan melakukan itu, karena dapat menimbulkan perpecahan di antara kita," ucap Ustadz Taufik.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, pondok pesantren memiliki peran penting dalam meminimalisir isu-isu negatif jelang Pemilu 2024, terutama yang berkaitan dengan SARA, hoaks, fitnah dan ujaran kebencian.
"Kita kan mempunyai sejarah ada yang cemerlang dan buruk. Jelang Pemilu 2024 situasi politik semakin memanas. Ini ada beberapa fakta bahwa intoleransi dan radikalisme berasal dari tempat yang disebutkan tadi tetapi tidak semuanya, tidak menggeneralisir. Nah untuk mencegah itu kita harus mendatangi semua komponen. Kita tidak ingin isu-isu negatif tersebut mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," kata dia.
Dalam rangka meminimalisir dan mencegah isu-isu negatif menjelang Pemilu 2024 tersebut, menurut dia, Pesantren Al-Fath juga terus melakukan berbagai macam langkah-langkah strategis, termasuk bersilaturrahim dengan Polri pada Senin (20/11/2023).
Selain untuk menjalin tali silaturrahmi, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk lebih memperat hubungan antara umara dan ulama. Jika kedua unsur ini memiliki hubungan yang kuat, kata dia, maka dapat menjadi benteng pertahanan untuk menangkal segala ancaman terhadap keutuhan bangsa.
"Jadi silaturrahmi ini merupakan media komunikasi, pendekatan antara umat, ulama dan umara maupun kepada santriwan dan santriwati," jelas Ustadz Taufik.