Jumat 24 Nov 2023 22:45 WIB

UNESCO: Subak di Bali Contoh Ideal Relasi Manusia dan Perairan

Subak memiliki prinsip yang menyatukan tiga unsur melalui prinsip Tri Hita Karana.

Seorang petani bekerja di ladang dengan sistem irigasi teras tradisional yang disebut subak di Jatiluwih di Tabanan, Bali.
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Seorang petani bekerja di ladang dengan sistem irigasi teras tradisional yang disebut subak di Jatiluwih di Tabanan, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, NANJING -- Direktur dan Perwakilan UNESCO Kantor Asia Timur Shahbaz Khan mengapresiasi subak, sistem pengairan di Bali. Ia menyebut sistem irigasi Subak di Bali merupakan contoh ideal relasi manusia dengan lingkungan, khususnya dalam penggunaan air.

"Ada sejumlah contoh bagaimana peradaban manusia dapat harmonis dengan air salah satu contoh yang sangat baik adalah Subak di Bali, namun ada juga banyak contoh di China," kata Khan di Nanjing, provinsi Jiangsu, China, pada Jumat (24/11/2023).

Baca Juga

Khan menyampaikan hal tersebut pada pembukaan acara "Yangtze Culture Forum" dengan tema "Flowing Rivers, Converging Future". Ini merupakan seminar yang mendiskusikan kerja sama untuk mengatasi masalah sungai di berbagai negara.

Menurut Khan, UNESCO saat ini mendorong penerapan "Integrated Water Resources Management" (IWRM), yaitu pembangunan yang mengoordinasikan manajemen air, daratan dan sumber daya untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial maupun ekonomi tanpa menyisihkan lingkungan hidup.

"Caranya dengan mengintegrasikan pemahaman budaya dan nilai-nilai konservasi perairan dengan metode ilmu pengetahuan, termasuk mendorong peraturan yang lebih mengikat dalam pembangunan suatu kota terkait dengan air dan sanitasi," ujar Khan.

Subak, menurut Khan, memiliki prinsip yang menyatukan tiga unsur melalui prinsip "Tri Hita Karana". "Tri Hita Karana" berasal dari tiga kata, "Tri" yang artinya tiga, "Hita" adalah kebahagiaan atau kesejahteraan, dan "Karana" artinya penyebab.

Bentuk penerapan dari Tri Hita Karana dibagi menjadi tiga unsur penting sebagai wujud ritual atau hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam.

"Subak menunjukkan prinsip Tri Hita Karana. Ketiganya menjadi ekuilibrium atau keseimbangan antara manusia, lingkungannya dan juga Tuhan. Prinsip itu sangat spesial, jadi bagaimana kita menciptakan kedamaian dengan lingkungan sekaligus membawa spiritualitas melalui air sekaligus pariwisata ramah lingkungan," kata Khan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement