REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA--Lantunan doa untuk keselamatan seluruh warga Gaza, Palestina di tengah konflik yang terus memanas antara Israel-Hamas didengungkan berbagai pihak di penjuru dunia. Satu diantaranya secara khusus dilantunkan oleh jamaah shalat Jumat Masjid Athena di Yunani yang dipimpin Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pada Jumat (24/11/2023).
Wapres Ma'ruf usai Shalat Jumat di masjid satu-satunya dan pertama di Athena itu, memimpin pembacaan doa untuk Gaza. Doa yang disampaikan dalam bahasa Arab itu diantaranya meminta keselamatan untuk warga Gaza dan segera berakhirnya konflik di wilayah tersebut.
"Ya berdoa supaya orang-orang yang berjuang di Gaza itu kemudian juga diberi pertolongan, dilindungi," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangannya kepada wartawan.
Kiai Ma'ruf juga menekankan keseriusan Indonesia dalam upaya mendorong penyelesaian permanen konflik Israel-Palestina di Gaza. Pemerintah Indonesia melalui berbagai forum internasional, kunjungan Presiden Joko Widodo ke sejumlah negara, termasuk kedatangan Wapes Ma'ruf ke Yunani juga bagian di dalamnya, menyerukan dorongan terciptanya perdamaian global.
Tiga hari kunjungan Wapres di Yunani, mulai bertemu dengan Parlemen Yunani, Uskup Agung Yunani Ieronymos II dan seluruh Yunani di Holy Archdiose of Athens, hingga bertemu dengan Perdana Menteri Mitsotakis di Maximos Mansion, Athena juga menyerukan hal sama.
Kiai Ma'ruf meyakini, dorongan seluruh dunia terhadap berakhirnya konflik Israel-Palestina akan memberikan pengaruh nyata terhadap solusi permanen kedua pihak. Untuk itu, ia mengajak seluruh negara terus mendorong penyelesaian permanen konflik Israel-Palestina.
"Karena itu, kalau seluruh dunia ini. Saya bilang, kita serius kalau Indonesia, bahkan Presiden (Jokowi) sudah menemui Joe Biden di Amerika untuk minta Amerika Serikat mengambil peran, untuk beliau sama sama (mendorong penyelesaian konflik)," ujarnya.
Karena itu, doa untuk Gaza di Masjid Athena ini menjadi penutup rangkaian misi perdamaian Wapres di Yunani. Secara khusus, Wapres juga terkesan bisa berkesempatan Shalat Jumat dan berdoa di Masjid Athena Yunani yang baru diresmikan pada November 2020.
Mengingat cerita mengenai pembangunan masjid yang sempat tertunda selama satu dasawarsa karena mendapat penolakan keras dari berbagai pihak di Yunani.
"Saya merasa nyaman sekali bahwa di mana pun kita bisa ada komunitas muslim yang bisa menjalankan, walaupun di negeri mayoritas non muslim," ujar Kiai Ma'ruf.
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menilai keberadaan Masjid di Athena ini menunjukkan mulai terbukanya toleransi agama di Yunani.
"Ini menunjukkan bahwa memang kita sedang membangun yaitu ada toleransi, tasamuh, di antara agama-agama bisa hidup di mana saja, dan ini menunjukkan adanya sesuatu kemajuan bahwa ada isu sulit masjid di daerah, ternyata di Athena, Yunani, juga tidak ada masalah," ujar Kiai Ma'ruf.
Karena itu, Kiai Ma'ruf berharap hal ini membuka ruang kebebasan beribadah bagi umat Muslim di dunia dan saling memahami antar agama lainnya. Meski bentuk masjid di Athena ini tidak seperti umumnya masjid yang terdapat kubah atau menara, hal ini tidak menjadi persoalan baginya.
Sebab, pembangunan rumah ibadah menyesuaikan kondisi kultur masyarakat di wilayah masing-masing.
"Ya saya kira itu nggak masalah. Saya mungkin, tidak ada kubah, disesuaikan dengan kondisi di sini. Saya kira tidak ada persoalan. artinya itu sesuai dengan arsitektur lokal," ujarnya.
Pendirian Masjid Athena berawal dari Undang-undang Pemerintah Yunani Nomor 3512/2006 yang kemudian proyek pembangunannya dimulai pada 2007. Namun demikian, pembangunan sempat mengalami penundaan selama 10 tahun karena adanya pertentangan beberapa kelompok di Yunani.
Hingga kemudian, pembangunan masjid dilanjutkan dan selesai pada Tahun 2018. Masjid resmi dibuka untuk umat Islam pada November 2020 yang terdiri dari bangunan shalat hingga alun-alun yang dibangun oleh pemerintah Yunani.
Untuk masjid, diperkirakan bisa menampung sekitar 300 jamaah setiap pelaksanaan shalat Jumat. Namun jumlah itu disebut mencapai ribuan saat bulan suci Ramadhan maupun Hari Raya Idul Fitri.
Saat ini aktivitas keagamaan di masjid meliputi shalat 5 waktu dengan jamaah paling banyak di waktu dzuhur serta belum ada kegiatan keagamaan lainnya di masjid.