REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Yogyakarta menggelar acara seminar pemuda digital dengan tema 'Peluang dan Tantangan Artificial Intelligence (AI) di Era Disruptif Bagi Dunia Pendidikan'. Seminar yang berlangsung di Hotel Crystal Lotus Yogayakarta ini, menghadirkan Keynote Speech dari Rudy Prakanto, selaku Kepala Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan Yogyakarta, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi DI Yogyakarta.
Rudy dalam pidatonya menyoroti pentingnya sikap generasi muda, terutama pelajar terhadap AI.
"Untuk sukses, siswa harus punya batu 'AKIK'. AKIK disini yakni Serius, Adaptif, Kreatif, Inovatif dan Kolaboratif. Bagaimana kita menyikapi AI kedepan harus memiliki semangat AKIK. Tidak kreatif, selesai. Tidak inovatif, tertinggal jauh. Yang dahsyatnya harus kolaboratif," ujarnya, mengutip keterangan tertulis, Sabtu (25/11/2023).
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi di antara semua pihak terkait pendidikan. "Kolaborasi atau mati. Tidak boleh ada ego sektoral, tidak ada ego sekolah, harus saling menguatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia," tambahnya.
Rudy yang juga sebagai penggagas The Research School of Jogja ini, membagikan pandangannya terkait dampak teknologi AI terhadap kehidupan guru dan pelajar.
"Guru harus banyak menulis buku. Karena revolusi teknologi memengaruhi pola kehidupan pelajar. Makanya, memanfaatkan AI di dunia pendidikan ini sangat penting," jelasnya.
Ia berpesan kepada guru untuk tetap mendukung bakat anak-anak didiknya di sekolah dan tidak menutup matanya terhadap potensi yang dimiliki setiap siswa.
"Guru bisa manfaatkan AI dalam proses pembelajaran. Siswa harus memiliki kualitas karakter, kompetensi, iman dan takwa, serta kemampuan literasi digital," katanya.
Seminar ini juga mengingatkan pentingnya pendekatan manusiawi dalam menggunakan teknologi.
"Jangan biarkan siswa terlalu asyik dengan gadget, manfaatkan AI dengan bijak," kata Rudy.