Sabtu 25 Nov 2023 14:33 WIB

Hamas Patuhi Gencatan Senjata Jika Israel Juga Patuh

Hamas berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata dan pertukaran sandera

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Kerumunan warga menyambut bus yang membawa warga Palestina yang dibebaskan oleh Israel, setelah meninggalkan penjara militer Isareli Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Kerumunan warga menyambut bus yang membawa warga Palestina yang dibebaskan oleh Israel, setelah meninggalkan penjara militer Isareli Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, Jumat (24/11/2023). Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan pembebasan sandera sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari. Sebanyak 50 sandera Israel dibebaskan oleh Hamas dan 150 wanita Palestina serta anak-anak yang ditahan di penjara Israel dibebaskan oleh Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemimpin kelompok Palestina Hamas Ismail Haniyeh mengatakan dalam sebuah rekaman pada Jumat (24/11/2023), bahwa kelompok tersebut berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata dan pertukaran sandera, selama Israel juga melakukan hal yang sama. Hamas dan Israel sama-sama saling menuduh melakukan penembakan sporadis dan pelanggaran lainnya usai gencatan senjata sementara berlaku .

Tidak ada pengeboman besar-besaran, serangan artileri, atau serangan roket yang dilaporkan di Gaza atau wilayah Israel. Namun kedua belah pihak mengklaim terdapat tembakan yang tidak bisa diverifikasi.

Baca Juga

Pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas terhenti untuk pertama kalinya dalam tujuh minggu dalam gencatan senjata sementara. Komitmen ini dibarengi rencana pembebasan sandera Israel di Hamas dan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

Hamas dan Israel mengatakan perang akan dilanjutkan dengan kecepatan penuh segera setelah gencatan senjata selesai. Padahal negara-negara seperti Qatar, kelompok kemanusiaan, dan para pemimpin dunia telah menyatakan harapan bahwa gencatan senjata tersebut dapat membuka jalan bagi gencatan senjata jangka panjang.

Juru bicara sayap bersenjata Hamas Abu Obeida mengatakan pada Kamis (23/11/2023), bahwa pejuang Palestina tetap siap menghadapi pasukan Israel selama perang berlanjut. Dia menyerukan perlawanan terhadap pasukan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Sedangkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyebut jeda yang akan datang sebagai jeda singkat. "Pada akhirnya pertempuran akan terus berlanjut secara intens, dan kami akan menciptakan tekanan untuk membawa kembali lebih banyak sandera,” ujarnya dalam wawancara dengan unit operasi khusus angkatan laut pada Kamis.

“Setidaknya dua bulan lagi pertempuran diperkirakan akan terjadi,” katanya.

Pekan ini, Netanyahu juga menegaskan kesepakatan itu merupakan jeda, bukannya akhir perang. “Kami sedang berperang, dan kami akan melanjutkan perang. Kami akan melanjutkannya sampai kami mencapai semua tujuan kami," ujarnya

Sedangkan juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari menyatakan pada Jumat, pasukan Israel menggunakan gencatan senjata selama empat hari dengan gerakan militan Hamas untuk mempersiapkan tahap berikutnya dari operasi di Jalur Gaza. “Selama masa gencatan senjata, tentara Israel akan menyelesaikan persiapan dan kesiapannya untuk tahap perang selanjutnya,” katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement