REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memasifkan kampanye menjaga kerbersihan lingkungan dengan mengurangi sampah terutama plastik sebab sampah ini bisa menjadi limbah yang cukup lama terurai.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kediri Zanariah mengatakan pemkot mengajak seluruh komunitas peduli lingkungan, sekolah-sekolah, hingga paguyuban pedagang untuk ikut bersih-bersih lingkungan termasuk di kawasan sekitar Hutan Kota Joyoboyo, Kediri. Kegiatan ini juga bagian dari aksi World Clean Up Day (WCUD) 2023 Kota Kediri.
"World Clean Up Day ini merupakan gerakan inisiatif global yang diadakan di lebih dari 180 negara dalam rangka bersih-bersih sampah dan limbah plastik. Alhamdulillah setiap tahun Kota Kediri selalu ikut serta dalam gerakan ini. Meskipun tahun ini agak mundur jauh dari tanggal peringatannya semoga tidak mengurangi esensi semangat bersih-bersih," katanya di Kediri, Sabtu (25/11/2023).
Zanariah menjelaskan sampah masih menjadi isu yang mendesak di Indonesia terutama Kota Kediri. Saat ini timbunan sampah di Kota Kediri yang dibawa ke tempat pengolahan akhir (TPA) sebesar 130-140 ton per hari.
Menurut dia, volume ini besar. Jika hal ini dibiarkan tanpa adanya waste menegement yang tepat maka seluas apapun TPA yang ada juga akan penuh dan tidak bisa menampung sampah lagi.
Permasalahan sampah ini tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja namun semua elemen harus terlibat untuk semakin bijak mengelola sampah.
Pemkot Kediri, kata dia, juga telah mengeluarkan Peraturan Wali Kota tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai. Peraturan itu telah diterapkan di seluruh pusat perbelanjaan di Kota Kediri, sehingga hal itu harus dipatuhi. Masyarakat juga diimbau ikut memilah sampah sehingga sampah yang dihasilkan bisa dikurangi.
"Semua harus berangkat dari diri kita sendiri untuk bisa mengurangi penggunaan plastik. Saya berharap masyarakat membantu memulai dari rumah tangga dengan memilah. Langkah itu dapat membantu mengurangi permasalahan sampah," ujar dia.
Zanariah juga menambahkan sudah banyak contoh yang bisa dipelajari dari media sosial. Seperti yang baru saja viral bagaimana sikap pemain sepak bola Jepang yang meninggalkan ruang ganti bersih tanpa sampah. Lalu Pandawara Group yang mendapat apresiasi atas kepeduliannya terhadap sampah untuk studi ke Denmark. Kehadiran kelompok anak muda yang melakukan aksi nyata ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk melakukan hal sama di Kota Kediri.
"Saya harap ini tidak hanya jadi aksi tahunan tapi bisa setiap hari kita lakukan. Ingat, satu gerakan kecil bisa membawa dampak yang besar jika dilakukan bersama-sama. Mari kita lakukan kebaikan untuk manusia dan bumi di berbagai kesempatan," kata dia.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala DLHKP Kota Kediri Imam Muttakin, komunitas bank sampah, komunitas hijau daun, pembina sekolah adiwiyata, paguyuban ruko stadion brawijaya, komunitas peduli lingkungan, dan tamu undangan lainnya.